Tergores Terluka Boleh Bernanah Jangan
Bagaimana?
Sebelum lanjut berdialog melalui aksaraku ini, aku ingin menyapa kalian.
Apa kabar nafas?
Tetapkah hidup?
Mungkin pertanyaan diatas membuat kamu merasa berpikir berat, maksudnya?
Begini kisanak, tuan puan yang terkasih.
Sebulan ini begitu banyak lalu lalang kisah datang dan sebagian besar tentang beratnya langkah, bagaimana nafas tidak benar-benar memberi kehidupan, konon katanya disebut berat, lelah.
Sekedar bernafas, melakukan segala aktifitas yang cenderung menguras banyak tenaga.
Lupa tujuan lupa untuk apa semua itu, tanpa gairah, hal-hal yang getir terus datang tanpa memberi jeda.
Bukan hanya tentang diri tapi insan-insan hadir membawa kisahnya padaku dan aku tertegun bertanya,
Hidup, kau sedang memainkan melodi apakah?
sedangkan akupun teringat blog ini, oh Tuhan April terlewatkan begitu saja tanpa sempat melanjutkan draff tulisan dibulan lalu yang baru tersadar sejak menulis blog dari 2016 baru kali ini membuat draff tulisan.
Biasanya sekali ada ide langsung meluncur dalam satu artikel dan selesai.
Tergores Terluka Boleh Bernanah jangan
Tentang topik ini mari kita tilik lebih mendalam,
Nanah bisa muncul di tubuh sebagai tanda adanya infeksi yang umumnya disebabkan oleh bakteri.
Kalimat diatas aku ambil dari artikel alodokter tentang sebab nanah dan kenapa tergores Terluka Boleh Bernanah jangan.
Iya,
Infeksi & Bakteri menjalar dalam luka.
Terus apa hubungannya dengan hidupberkehidupan?
Khusus untuk yang mengalami berat langkah, hidup terasa seperti badai, mari sejenak pejamkan mata dan bertanya,
- Apakah diri tergores?
- Apakah diri terluka?
dengan semua hal-hal berat persoalan.
Tergores
Peristiwa terus bergulir dalam langkah kita dan pertemuan banyak hal terutama dengan insan kadang tanpa sadar membuat diri kita tergores, ada perih yang tersentuh dalam relung.
Bisa jadi insan yang menoreh tanpa sengaja, perkataaan yang mungkin terasa menyinggung awalnya tidak menjadi maksud tapi diri kita yang begitu penat dengan tuntutan merasa tergores.
Perih
Terus apakah dengan tergores itu dibiarkan begitu saja?
Terluka
Tergores Terluka Boleh Bernanah jangan.
Perih, lara dengan tergores kalimat ataupun keadaan sekeliling tidak mendukung tentu saja boleh saja karena siapa yang bisa mengatur orang lain atau keadaan yang kadang memang tidak bisa dirubah.
Setiap orang punya hak beraksi, berprilaku termasuk diri kita punya hak untuk menentukan apa goresan itu dibiarkan menjadi luka atau cukup saja tergores, diobati dengan melihat bahwa bisa jadi yang menoreh goresan itu hidupnya sedang tidak baik-baik saja.
Cukup sampai dikamu saja
Tergores Terluka Boleh Bernanah jangan.
Iya jangan, cukup sampai dikamu saja untuk terluka jangan sampai bernanah, membiarkan “bakteri” perih hati itu terinfeksi dengan tidak menerima bahwa setiap insan memiliki gelapnya.
Terus marah, sedih, kecewa dengan keadaan dan lebih berbahaya lagi berusaha melukai kembali, bernanah yang tanpa sadar itu melukai diri sendiri dan orang lain.
Bernanah dalam kepahitan, bercerita kesana kemari tentang betapa kejamnya hidup, betapa kejamnya orang lain dan terus menjadi korban.
Melupakan bahwa setiap insan memiliki persoalan dan butuh saling dirangkul dan melupakan bahwa hidup bukanlah tentang diri sendiri.
Cukup dikamu saja dengan memaafkan dan bila tak mampu menerima, tinggalkan dan lupakan.
Kuat dan jadilah pejuang hidupberkehidupan
Hidup memberi arti, merangkul yang tersisih, memberi nafas untuk bergerak, berbuah yang bisa dikecap banyak insan dan melahirkan kehidupan.
Hidup berkehidupan.
Tidak hanya bernafas, meratapi dan terluka akan peristiwa yang tidak sesuai hati terjadi, lupa bahwa perkara ada untuk memberi banyak makna.
Bisa jadi terasa berat untuk menguji sekuat apa jiwamu dan sekuat apa diri yang kemudian sebenarnya hidup mempersiapkan perkara yang jauh lebih besar, dipercayakan untuk mengatur kebaikan bagi banyak pihak.
Bagaimana membangun HidupBerkehidupan pernah saya tulis di halaman blog sebelumnya.
Melangkahlah Engkau akan mengerti
Tergores Terluka boleh bernanah jangan
Tersakiti dengan sesuatu melahirkan goresan luka boleh saja, tapi membiarkan terus tidak diobati dengan memaafkan dan menerima akan menjadikan bernanah.
Untuk apa?
Sedangkan waktu terus bergulir memberi tawaran-tawaran penghidupan yang sejatinya memberi kesempatan pada kita untuk tumbuh membawa kebaikan.
Tidak bisa mengatur keadaan bukan berarti tidak bisa mengatur diri sendiri.
Siapa yang memiliki hidupmu?
Iya dirimu bisa menentukan apakah luka itu berubah jadi nanah atau cukup dikamu saja terluka dan selanjutnya melangkah hingga mengerti apa tujuan dari sebuah peristiwa.
Tergores terluka boleh bernanah jangan
Iya,
Karena kamu terlalu berharga untuk menyimpan luka yang menjadikan dirimu tak bersinar.
Mari saling memeluk dalam penerimaan, hidup berkehidupan dan melangkahlah saatnya kamu akan mengerti.
satu kesimpulan yang bisa aku ambil adalah hidup harus terus berjalan..saatnya untuk move on jangan meratapi kesedihan yg lalu..kalo bukan kita sendiri yang memberi bahagia siapa lagi?? kurang lebih begitu ya mbaa 🙂
Apa kabar hidup? Sebenarnya sejak akhir tahun lalu sedang berusaha keras untuk bangkit lagi dan mencoba berbagai jalan baru yang menantang.
Benar sekali mbak Nik. Jangan berlarut-larut dalam kesedihan. Atau kadang kesedihan, kepedihan, kekosongan itu hanya ada di dalam pikiran kita sendiri dan sebenarnya juga bisa dilawan kok.
jadi semakin berhati hati dengan segala perbuatan dan perkataan. Jangan sampai menggores hati apalagi sampai bernanah, penyembuhan lama dan bisa jadi berbekas seumur hidup ya kak. Mesti tetap berusaha berbuat baik dan menyebarkan energi positif
Semoga bisa melangkah dengan ringan, bisa mengatasi masalah yang ada dengan lapang agar tak ada luka bernanah yang membahayakan diri sendiri dan orang lain ya..semangat!
Agreeee mba nik. 👍
Terkadang memang kita terluka ntah krn perkataan orang lain atau apapun. Tapi sebisa mungkin jgn pendam terlalu lama hingga dia JD bernanah. Hidup malah akan getir nantinya.
Aku ga suka mendendam
Krn tahu itu malah akan merugikan diri sendiri. Kenapa juga kita yg menderita padahal luka itu awalnya disebabkan orang lain. Aku lebih memilih maafkan tp tidak melupakan, dan melanjutkan hidup
kata-kata terakhirnya, melangkahlah maka engkau akan mengerti dan itu benar sekali setiap kali terluka dan kita tetap di tempat dengan luka kita maka akan semakin menyakitkan, tetapi saat kita melangkah maka kita akan tahu perubahan yang akan terjadi, jikapun masih terluka setidaknya kita sudah mencoba dan jika kebakan yang datang maka akan mengerti bahwa luka itu memberikan hikmah dalam hidup kita
Owh, kak Niik…indah sekali rangkaian kata demi kata.
Aku jadi banyak merenung… bahwa mencintai diri sendiri bukan sesuatu hal yang egois, tapi memberikan kesempatan untuk diri ini sembuh tanpa harus bernanah.
Rasanya kita sering sekali mengedepankan orang lain dan membiarkan diri sendiri sakit tak berkesudahan.
Btw, ka Nik..
Sstt.. aku juga bulan April 0 tulisan di blog yang lifestyle.
Aga sedih.. tapi ayok mulai semangat lagii..
Sangat mendalam, membuat daku bertanya ke dalam diri. Benar adanya, tergores dan terluka, jadi hal lumrah dalam kehidupan, namun jangan sampai luka dan duka membuat kita mengambil hikmah untuk jadi sosok yang lebih kuat, jangan sampai bernanah. Menarik analogi nya mendetail banget, mba. Thank you sudah merangkai kalimat indah, penuh makna.
Namanya juga hidup
Seringkali tidak mulus jalannya
Apa yang datang harus kuta hadapi
Terluka boleh, tetapi harus tetap kembali bangkit untuk berjuang
Yang penting kudu legowo dan ngga do drama sampe berlarut-larut ya mbak Nik.
Kalaupun ada masalah, segera diselesaikan saja. Jangan didiamkan apalagi diabaikan hingga karatan.
Terima kasih nasehat dibalik puisinya mbak Nik ^^
Maknanya dalam banget dan yak aku setuju sekali. Dalam hidup berkehidupan ini pastilah banyak hal yang membuat kita bisa tergores dan terluka namun jika itu terjadi cukup sampai di situ saja ya. Jangan sampai bertambah parah yang membuatnya bernanah sehingga akibatnya fatal untuk diri sendiri maupun orang lain