Pijakan itu Rumah
Pacuan kuda itu telah usai sejenak…
Mengakhiri 2021 layaknya sebuah pacuan kuda mencapai garis akhir dengan bersemangat
In God’s perfect time
You can always trust
When the moment is right, the answer will come
In God’s perfect time
Lantunan lagu Clark Family menemaniku saat ini menulis tentang pijakan itu rumah.
Waktu yang tepat kadang tak sabar menunggunya dan begitulah tahun lalu, tiga bulan sebelum berakhirnya pacuan semakin mengemaskan sampai ada satu titik kendali tentang keyakinan bahwa semua ada yang atur hampir terlepas.
Bagaimana diri memutar akal bagaimana caranya pihak yang menyulitkan pacuan ini berhenti ditengah jalan, tapi semesta berkata, kenapa kamu egois pacuan ini untuk semua pihak yang mau biarkan saja dia bermain dengan caranya, fokus saja apa yang menjadi tujuanmu, bermainlah dengan caramu.
Tapi dia sudah menyulitkan caraku, jawabku.
Biarkan saja, tidakkah kau lupa caraKu mengambil bagian ?
Saat itulah aku tertegun dan air mata ini hadir dan nyanyian kidung lirih permohonan terus terpancatkan setiap saat, tanpa putus, meminta dan kesungguhan yang paling dalam.
Angin – Pijakan itu Rumah
Angin sebut saja dia begitu, pribadi yang tak mengerti pijakan, jika boleh aku katakan seperti itu, tapi mungkin saja apa yang dia lakukan aku sendiri belum terlalu paham karena setiap insan tentu punya alasan bukan ?
Hanya saja dia sudah membuat bumiku hampir setahun laksana bara yang siap meledak , menganguskan diriku sendiri dan 2021 menjadi kejelasan rupanya membuat diri bersyukur untuk menyerahkan perkara tentang dia pada pencipta.
Ada banyak kisah yang mungkin terlukis dikemudian hari tentangnya namun kali ini sebagai awal tahun kembar ini aku ingin berkisah tentang pijakan itu rumah.
Dimana Bumi dipijak disanalah langit dijunjung
Pepatah lama yang semestinya kita tak melupakan dimanapun kita ada dan kali ini aku mengambil sebuah perumpamaan tentang rumah karena banyak hal dapat pelajari setiap bagiannya.
Kembali pada Angin, sebuah harapan besar hadir bersamanya dan tahun-tahun pertama memang dia hadir melahirkan harap namun seiring jalan, waktu memperlihatkan rupa sejatinya, karena nurani yang sudah terlatih membaca menangkap sesuatu yang tak bisa dijelaskan.
Polahnya menjelaskan bagaimana dia tak perduli kalau pijakannya adalah rumah, paling tidak jika tidak mau berlama-lama anggap saja itu sebuah sewa, ada harga yang harus dibayar.
Seperti tinggal ditempat sewa harus bertanggung jawab bagaimana keadaan rumah itu tetap rapi , bersih, apalagi rumah itu membuat hidupmu lebih nyaman, atau anggap saja itu sebuah persinggahan.
Tentu saja semuanya sebuah pilihan, bila memang ini hanyalah sebuah persinggahan tapi satu hal yang perlu diingat,
Apakah pantas, persinggahanmu yang pernah kau pijak membuatmu lebih bersinar dan ketika mampu bersinar kau ingin mematikan sinar tempat persinggahanmu ?
Oh ya mungkin kau sedang lupa tentang kepantasan, kau hanya sedang berjuang bagaimana sinarmu tidak tertutupi.
Baiklah, semua hal punya resiko dan selamat saja bila nanti rasa itu hadir memelukmu, saat ini ijinkan diri bergembira karena akhir 2021 kemarin menyatakan bahwa setiap langkahku Dia yang pegang.
Tentang pijakan itu rumah, mungkin angin tak mengerti dan biarkan saja keyakinan ini bertaruh kembali pada bisikan bahwa setiap perkara dalam kendaliNya.
Perubahan
Lupakan sejenak tentang Angin, mari berdialog tentang rumah.
Perkara pijakan itu rumah dalam akalku juga melihat satu hal yang mungkin bisa menjadi bekal untuk melangkah di 2022 dan bisa membuat bergembira.
Yang abadi itu adalah perubahan
Begitu tertulis tapi coba sejenak dicerna, zaman terus berubah, peradaban berganti semuanya mengarah pada tujuan tapi ada hal-hal yang tak bisa digantikan.
Selayaknya membangun rumah, setiap zaman, kota, negara punya gaya yang berbeda namun ada hal-hal yang tak bisa dihilangkan.
Pondasi-Tiang -Atap
Tiga diantaranya sampai kapanpun kalau membuat rumah mesti ada itu, sama dengan kehidupan tahun boleh saja berubah begitu juga zaman atau peradaban semua bisa berubah tapi tentang integritas, loyalitas, kejujuran, patuh dan yang lainnya sebagai pondasi, tiang atap kehidupan itu tak akan pernah berubah.
Rumah itu pijakan dan boleh saja perubahan menggoda tapi jika itu dilupakan rasanya sulit untuk bisa mencapai garis akhir nanti dengan murni atau hidup damai.
Sebuah tulisan pernah aku buat di blogku ini tentang Bumi membutuhkan kita , para jiwa-jiwa yang kuat yang mampu meneruskan kebaikan dan menjadikan bumi ini rumah.
Barangkali tentang yang tetap dan bagaimana membuat Bumi ini indah bisa menjadi bekal untuk di tahun baru ini.
2022 Mari Bergembira
Akhir tahun sudah di selesaikan dengan baik marilah bergembira menjalaninya, berlatihlah terus dalam siaga karena akan selalu saja ada yang kejutan untuk menguji seberapa kuatnya pijakan diri.
Bila ada pertarungan itu mungkin akan lebih gesit bila sudah terlatih dan bergembira saja , nikmati semuanya dengan penuh ketulusan dan alami saja dengan baik karena pada akhirnya
Hidup tentang apa yang dialami dan apa yang ditinggal
SELAMAT TAHUN BARU 2022