Penerimaan menjadi topik bahasan belakangan ini saat aku bersama kawan-kawan.
Mulai dari pembicaraan yang ringan sampai hal yang membuat kita merenung.
Sesuatu yang sulit bagi orang yang penuh analisa atau rumit , namun hal yang mudah bagi orang yang hidupnya sudah penuh.
Aku sendiri sejatinya pribadi yang sangat rumit, namun semesta begitu baik padaku, bersama waktu dia memperkenalkan sudut -sudut negeri.
Traveling membuatku mengerti banyak hal , mengenal hal baru membuatku semakin paham yang pada akhirnya menerima hal yang membuat kita mencapai tujuan.
Uniknya Warna – Penerimaan
Semakin banyak melangkah bersama waktu, diperkenalkan tentang warna bumi pertiwi, makin aku belajar uniknya warna yang Tuhan ciptakan.
Setiap pribadi dibumi ini mewakili warna yang tercipta, putih, bening, hitam, putih, hijau ,merah, jingga, kuning, orang, biru, dan begitu banyak warna lainnya.
Semua tercipta Indah.
Setiap pribadinya punya kekuatan dan kelemahan masing – masing.
Akhir-akhir ini aku punya kesukaan dalam memadu padankan pakain, kadang warnanya bertabrakan , saat melihat dicermin aku tersenyum .
Berbeda tapi menarik.
Kadang tak selamanya warna senada yang membuat indah, perlu keberanian diri untuk bersama yang berbeda.
Bahkan ketika warna yang berbeda-beda dipadukan menjadi sangat menarik dan mengeluarkan keindahan yang sempurna.
Kekuatan Air – Lembut tanpa pongah.
Menyegarkan, begitu mungkin terlintas saat mendengar kata air.
Dia lembut namun dia sungguh kuat.
Rasanya tak ada apapun dibumi ini yang mampu mengalahkan air. Mungkin tanah tapi buatku tidak demikian.
Dia bisa saja di timbun tanah namun dia menyerap.
Bahkan jika banyak dan bersama , entahlah apa yang terjadi.
Aku suka melihat bagaimana air mengalir, dia tak sombong menghantam apapun yang menghalangi, dia hanya butuh penyesuaian diri.
Aku suka melihat bagaimana air mengalir, dia tak sombong menghantam apapun yang menghalangi, dia hanya butuh penyesuaian diri.
Kadang dia menyelip, berpencar untuk menembus halangan. Dia begitu manis saat meresap dan melaluinya apa yang menjadi penghalang.
Buatnya, tujuan akhir hal yang paling penting untuk diperjuangkan.
Begitulah semestinya hidup, tak perlu menghajar , tak perlu membuktikan diri lebih kuat, mampu melalui atau menerjang.
Cukup penyesuaikan dan menerima satu sama yang lain untuk bisa mencapai tujuan bersama.
Mendengar untuk Memahami.
Berapa banyak diantara kita sering berprasangka kurang tepat karena ketidaktepatan kita mendengar.
Bahkan mungkin seringnya kita tak perduli bagaimana kebutuhan orang lain, rumitnya sesuatu terjadi karena lebih sering memperjuangkan saya.
Saya menjadi pusat dalam apapun, lupa dengan diri kalau tanpa orang lain tak akan bisa menjadi sesuatu.
Berbeda untuk bersama menjadi kuat, itu sering dilupakan.
Bagaimana kelemahan diri sering menjadi kekuatan bagi orang lain begitu juga sebaliknya.
Hanya butuh memahami dan duduk bersama untuk saling mengutarakan apa yang dibutuhkan satu sama yang lainnya.
Tak akan bisa duduk bersama atau melangkah bersama jika saya yang lebih diutamakan.
Bukankah setiap pribadi punya kebutuhan ?
Seperti halnya warna dalam perbedaan dibutuhkan bersama untuk bisa menjadi indah.
Sepertinya lembutnya air dalam penerimaan tanpa harus menunjukkan diri siapa yang lebih kuat , dia mampu menembus halangan dan pada akhirnya mencapai tujuan.
Semestinya begitu saat satu sama yang lain berhubungan.
Jika ingin mencapai tujuan bersama, butuh memahami dan itu dimulai dari mendengar.
Mendengar untuk bisa menerima apapun yang menjadi warna dan dibutuhkan kelembutan hati memahami seperti air yang mengalir.
Selamat Mendengar, Selamat Memahami.