Setelah beberapa kali tertunda mau menghabiskan akhir pekan di Pulau Peuchang, akhiarnya pada 15 Juli 2016 aku bersama beberapa kawan berangkat juga. Karena perjalanannya cukup jauh, sebelum berangkat kami memutuskan untuk makan malam bersama terlebih dulu di Cilandak Square, tempat yang ditentukan untuk berkumpul. PERJALANAN KE DUA Perjalanan ke Pulau …
Tidak ada rencana yang detail kali ini ketika aku melangkahkan kaki di menghabiskan weekend di Semarang untuk kesekian kalinya. Berawal dari tergoda dengan Star Hotel. Iseng aku bertanya ke beberapa orang sahabat apakah pada tanggal yang kutentukan tersebut mereka sedang ada di kota itu. Sahabatku dengan senang hati memberitahu bahwa …
Setelah “Anak Semua Bangsa” dan “Jejak Langkah” yang sudah aku ceritakan sebelumnya, Rumah Kaca adalah buku penutup dari seri Roman Tetralogi Buru. Kali ini Om Pram bukan menceritakan dari sudut sisi tokoh Minke, melainkan dari tokoh Pangemanann. “Setiap pendapat bisa saja dibenarkan, tergantung darimana memandang”, Rumah kaca hal. 125. Kalimat …
Selain mempelajari sejarah Indonesia apa yang diceritakan Adel, sahabatku lewat blognya, ada beberapa pelajaran penting lain yang aku dapat dengan membaca Roman Tetralogi Buru Pramoedya Ananta Toer (untuk selanjutnya aku menyebutnya Om Pram). Dan sejujurnya aku menyesal karena baru mengetahui tentang seri buku ini dan baru bisa membacanya . Mulai …