Siang itu mobil yang membawa aku dan para sahabat meluncur ke sebuah Danau yang kata orang wajib dikunjungi.
Sebuah tempat punya kenangan tersendiri buatku, perjalanan menuju kesana dan kembali dari tempat itu sampai kapanpun tak akan pernah terlupakan.
Merindu Danau Linow terlintas dibenak saat ini. Entah kenapa pagi ini Manado mengusik benakku. Ada kenangan yang ingin dibangkitkan dalam perjalanan waktu itu.
Bermula minggu lalu aku menulis 7 wisata pilihan setelah pandemi dalam rangka anniversary IDC Community ke 7.
Semesta Mencium Mesra – Merindu Danau Linow
Waktu masa kecil ada dua tempat yang paling ingin dikunjungi, Jakarta dan Manado. Sekarang aku hidup di Jakarta dan semesta membawa langkahku ke Manado di tahun 2011.
Sejak kecil aku memang suka berpetualang namun ekonomi tidak mendukung untuk melangkah jauh, aku hanya berpuas diri untuk menikmati sekitar Bali saja.
Hingga waktu membawa langkahku menjelajah bumi pertiwi, seperti yang aku utarakan diatas Manado menjadi perjalanan yang tak akan pernah lupa sepanjang hidup.
Merindu Danau Linow , tempat romantis sekaligus mengenang bagaimana semesta saat itu menciumku mesra.
Kisah itu berawal ketika perjalanan menuju danau linow diguyur hujan yang sangat deras, bahkan diiringi petir menyambar. Kawan-kawan lainnya sudah khawatir dengan cuaca itu.
Pikir mereka bagaimana bisa menikmati danau dengan baik bila hujan sederas itu. Sedangkan aku dengan kebiasaan saat hati gundah alunan lagu rohani bersenandung dibibirku.
Walau rasa was-was dalam hati , entah kenapa saat itu aku percaya bahwa nanti ada hal yang menyenangkan didapat ditempat itu.
Benar saja, sampai tempat itu hujan yang begitu kencangnya tiba-tiba langsung berhenti diganti matahari bersinar terang pas ketika mobil kami berhenti seakan menyapa,
Selamat datang di tempat yang akan selalu dirindukan.
Jujur saja ketika semesta menggantikan cuaca yang tiba -tiba itu, aku merasa dipeluk dengan sangat mesra dan berbisik, lihatlah bagaimana aku menyertaimu.
Santai Bercerita – Merindu Danau Linow
Hujan yang sangat deras membuat jalan kearah cafe yang terdapat didepan danau tertutup air sehingga cukup sulit mencapai tempat itu.
Namun ada yang membuat beruntung karena tempatnya sepi sehingga kami leluasa memilih spot terbaik walau meja kursi basah kuyup dan meminta pelayan untuk mengeringkan dulu.
Teh hangat melengkapi sempurnanya tempat itu, hawa dingin setelah hujan deras masih terasa direlung kami. Dengan bercerita panjang lebar mengingat perjalanan sebelumnya.
Tentang kekaguman pencipta bumi dan langit, tentang anugerah yang kami alami, bagaimana suasana hangat mentari setelah hujan deras membuat romantis tempat itu jadi sempurna.
Danau Linow menoreh kenangan dan kisah yang tak akan pernah dilupakan, menemuinya menjadikanku semakin mengagumiNYA.
Angsa Menggoda
Sebelum menikmati hangatnya teh dan berbincang banyak hal , kami menjelajahi danau tersebut terlebih dulu, tempatnya memang seromantis itu.
Bagaimana tidak, ada dua angsa dengan mesranya berenang dan sesekali melirik seakan menggoda kami.
Memamerkan bagaimana mereka berdua menikmati indahnya danau yang dikelilingi bunga-bunga cantik. Bercanda melupakan kami sejatinya cemburu akan mereka yang begitu mesra.
Aku sendiri memperhatikan dengan detail dua angsa itu, tak sedikitpun mereka berjauhan saat berenang, beriringian dan sesekali salah satunya kepalanya mengendus leher yang lainnya.
Mesra dan membuat hati berdesir.
Dua sejoli angsa itu memaksa diri mengingat akan sesuatu dan segera kupaksa kembali melupakannya.
Adakah kembali ?
Pertanyaan itu hadir ketika kami berpamitan melanjutkan perjalanan ketempat wisata lainnya di Manado.
Ada enggan beranjak dari tempat itu, masih terlalu cepat menikmati romantisnya , ingin rasanya tetap duduk memandang warna danau yang sungguh indah.
Namun list tempat yang masih banyak belum dikunjungi memaksa kami harus meninggalkan tempat itu.
Hanya mampu meminta pada semesta untuk menginginkan kembali, sehingga merindu danau linow tempat romatis di Manado terobati.
Bersama senyuman ini harapan untuk bisa kembali menancap dalam relung, ketika dalam perjalanan ketempat selanjutnya, dalam mobil aku bercanda dan berceloteh bahwa belum puas menikmati keindahan Danau Linow.
Kawan-kawan menggodaku, kata mereka kamu, ” kamu tuh belum puas menikmati tempat itu atau belum puas melihat kemesraan angsa?.
Kontan saja aku menjawab, mungkin saja tapi lebih tepat belum puas duduk manis menikmati hangat teh dengan pemandangan yang membuat hati sejuk.
Kalau kamu sudah pernah ke Danau Linow?
Jika sudah, apakah rasaku denganmu sama?
Merindu Danau Linow, tunggu aku.
Cakep banget danaunya. Kapan ya bisa main-main ke danau lagi huhuhu
Yukk main dijamin males pulang ha ha ha
Semoga bisa segera ke Danau Linow lagi ya, Mbak Nik. Selain danau, apa lagi yang menarik, Mbak? Misalnya makanan di sekitar danau?
Saat itu Danaunya sudah menyihirku jadi lupa melihat hal2 lain, soal makanan tidak terlalu terkesan hanya teh hangat cukup membuat segalanya jadi sempurna . ha ha ha rindunya jadi nambah lagi nih.
Di Danau Linow ada wisata airnya gak, kak?
Aku paling seneng kalau makan dengan view danau begini.. Tenang dan berasa syahdunya.
Kak Nik romatis bangeettt…^^
Lebih dari romantis ha ha ha
saat itu seh belum ada wahana apapun hanya menikmati danaunya dengan segala tawarannya sudah menyamankan.
Baca tulisan ini jadi ingat bbrp waktu lalu saat berkunjung ke Linow. Dari kota Manado rental mobil, jalannya lumayan juga hehee… tp terbayar dengan menikmati secangkir kopi sambil menikmati indahnya danau ini.
Bener banget mba , kapan yukss menikmatinya bersama.
Wah. Terima kasih sdh share pengalaman jalan2nya ke Manado mba. Jd lbh tau klo Indonesia bener2 kaya akan wisata alam yg indah ya.
Sama2 yaa, semoga dirimu juga bisa menikmati kekayaan negeri ini.