Kepingan puzzle membentuk tujuan mengusik logika untuk menuangkan dalam aksara, seakan merengek untuk dirangkai.
Seminggu ini boleh dibilang masa hening, banyak nalar terus berlomba mencari tempatnya untuk nyaman, banyak ide melahirkan keinginan untuk dijadikan suatu karya.
Tidak dipungkiri dalam hening tanpa kegiatan keluar rumah akan memancing diri melihat sosmed, kadang merangkul terlalu dalam sehingga lupa tujuan bahwa melihatnya mencari tahu apa yang sedang terjadi pada dunia, pada hidup.
Beruntungnya diri sudah terlatih untuk tidak mau dikendalikan apapun termasuk keadaan, sehebat apapun sosial media itu menggoda aku selalu membatasi dengan melempar hp dan mengalihkan dengan membaca atau hal lainnya.
Memantau dunia lewat sosial media dan aku menemukan betapa insan masih tetap memeluk luka-lukanya, melihat dunianya sendiri tanpa melihat dunia ini begitu indah dan berusaha terhubung.
Hingga aku memutuskan menulis kepingan puzzle membentuk tujuan.
Setiap pribadi Istimewa
Tulisanku sebelumnya dalam ikut merayakan hari mental health aku menulis bahwa kita ini istimewa untuk membuat diri merasa berharga.
Keberhargaan diri sebuah akar untuk mampu tumbuh kuat, walau dengan badai apapun datang tetap tegak dalam pertumbuhan.
Namun,
akan selalu ada dua sisi dalam setiap hal, begitu juga dengan keistimewaan diri akan bisa membuat diri tidak membutuhkan orang lain, padahal sejatinya yang berharga itu bukan aku saja tapi kamu juga.
Perlu untuk sadar bahwa ketika merasa istimewa mengingat juga bahwa orang lain istimewa.
. Hanya orang yang rendah hati yang bisa menikmati keindahan hidup dengan sebenar-benarnya.
Aku menemukan kalimat itu dan sangat setuju, karena kerendahaan hati wujud sadar bahwa setiap pribadi memiliki kekuatan dan kekurangan dan perlu terhubung satu sama lainnya.
Seperti Kepingan Puzzle membentuk Tujuan yang sudah ditentukan.
Setiap pribadi istimewa dan dalam itu ada kekurangan yang membutuhkan kelebihan orang lain begitu juga sebaliknya.
Peran & Tujuan
Sebelum lanjut membaca coba berhenti sejenak dan perhatian dua kepingan puzzle diatas terlihat sama tapi tentu saja berbeda, sama-sama memiliki lubang dan lekukan tapi berbeda sisi.
Begitulah insan yang diciptakan, kita sama-sama diciptakan memiliki kelengkapan, mungkin ada yang tidak memiliki telinga tapi dia pasti diberikan kelebihan yang tidak dimiliki orang lain.
Jika hidup terasa tidak adil tapi percayalah Tuhan itu sangat adil
Aku sering berkata hal itu, disetiap kalimat yang tertuang dalam kisah-kisah yang aku dengar, saat keadaan tidak memuaskan ego sering terselip betapa hidup itu tidak adil.
Perkara adil, jujur saja pada diri apakah ketika menuntut hidup adil apakah sendiri sudah benar-benar adil pada hidup.
Sesederhana melihat apakah benar-benar hidup tidak memberikan hal yang baik padamu.
Peranmu
Kepingan Puzzle membentuk Tujuan pertama akan mengulik tentang peran setiap tahapan usia.
Sebelumnya mohon maaf jika apa yang aku ungkapkan ada yang tidak setuju, ini hanya sebuah pemikiran murni dariku berdasarkan pengalaman hidup diri sendiri dan kisah yang kudengar sebagai #kawanCerita dari masa SMP.
- Usia 0 sampai 20 Tahun
Usah merasa kehidupan ini tidak adil karena dalam rentang usiamu perannya adalah menyerap semua hal peristiwa sebagai materi yang diberikan waktu padamu, alami nikmati dan simpan sebagai hikmat dikemudian hari.
Apapun baik itu kesenangan ataupun luka-luka, ingat sebagai materi baik, percaya samaku kelak itu akan jadi sesuatu berharga.
- Usia 20 sampai 30 Tahun
Dunia nyata kehidupan mulai kau tapaki, kalau selama ini ada orang tua atau ada insan-insan yang membimbingmu untuk mengenal dunia, sekaranglah saatmu untuk mencoba praktekkan semua materi atau ilmu-ilmu yang waktu berikan padamu.
Baik dari pendidikan orang tua, sekitar atau ilmu masa pendidikan, jika masih kuliah coba juga praktekkan apa yang sebelumnya diterima.
Seperti ilmu terhubung dengan orang lain, waktunya kamu memainkan peranmu sebagai pribadi yang mandiri. alami dan belajar memutuskan apa yang perlu, tidak perlu takut karena setiap keputusan akan memberikanmu sesuatu hal yang baik.
- Usia 30 sampai 40 Tahun
Saat ini dirimu tentu sudah memiliki sesuatu, jujur pada diri sendiri dan hidup, apakah rentang usiamu ini hidup tidak memberikan sesuatu yang disebut senang?
Jika belum mari colek aku di DM Instagram, menurutku kamu perlu diarahkan dan menemukan sejatinya Tuhan tidak sekejam itu dalam usia itu belum diberi hal yang menyenangkan.
Rentang usia ini dimana masa-masa kepenuhan didapatkan, paling tidak pernah merasakan hasil bekerja, bertemu dengan orang yang menyenangkan ataupun yang lainnya, masa ini menentukan sepenuhnya apa yang dimau dan apa yang tidak dimau.
Masa inipun sejatinya perlu menemukan sebenarnya apa tujuan hidup dikemudian hari.
- Usia 40 sampai 50 Tahun
Kepingan Puzzle membentuk Tujuan dan dimasa rentang usia inilah tepatnya di umur 40 sudah sebaiknya mengerti si aku nya ini sebagai kepingan puzzle yang berbentuk apa untuk mencapai tujuan apa.
Rentang usia ini sudah jelas peranmu sebagai apa dan untuk apa atau tepatnya sudah tahu apa yang diinginkan, sudah sangat mengerti kedepannya mau apa.
Sehingga ketika sudah mengerti diri perannya apa maka usia 50 tahun keatas akan menikmatinya dengan penuh kebaikan dan tinggal menjalaninya dengan penuh sukacita.
Tujuan Hidup
Kepingan Puzzle membentuk Tujuan yang utama itu mengerti dan sadar peran diri, untuk apa dan seperti apa sehingga tujuan itu akan terlihat.
Soal tujuan hidup memang tidak banyak berusaha untuk mencarinya karena alih-alih menemukannya, untuk bertahan hidup saja sudah cukup baik.
Apalagi dengan kehidupan saat ini seperti carut marut, semuanya mementingkan bagaimana bertahan hidup diri dan lupa bahwa ketika melihat keluar dan berusaha memudahkan lain itu membawa dampak yang sangat luar biasa, karena hidup menghendaki kita terhubung untuk menciptakan kebaikan.
Seperti Kepingan Puzzle membentuk Tujuan begitulah diri butuh melihat orang lain, apa kebutuhan mereka dan apa yang bisa dibantu, sediakan waktu untuk itu, suka tidak suka perlu begitu karena kita semuanya terhubung, saling membutuhkan.
Maka ketika sudah sadar dan dengan rendah hati sadar untuk membuat keadaan didekatmu lebih baik, soal ujuan atasmu akan semakin terlihat jelas.
Gambar Kehidupan yang Indah
Coba lihat gambar diatas bayangkan diri sebagai kepingan Puzzle membentuk Tujuan dan jika si sudut atas kiri ingin menjadi sudut kanan bawah apa yang akan terjadi?
Bukankah akan menjadi tidak indah?
Begitu juga dengan kita sadar peran diri dan sebagai puzzle apa maka waktu dengan hikmatnya memberi ruang pada kita untuk bertemu dengan orang-orang yang tepat.
Orang yang tepat itu seperti pasangan puzzlenya, klik dan pas segalanya akan menuntun pada tujuan.
Hidup Berkehidupan
Kepingan Puzzle membentuk Tujuan adalah satu bagian untuk menjadi hidup yang berkehidupan, tentang memiliki hidup yang tidak hanya bernafas tapi membawa kehidupan baik untuk sekeliling.
Sebagai Kepingan Puzzle membentuk tujuan akan membawa diri semakin merasakan betapa kehidupan ini adil, sadar untuk selalu rendah hati, memberi ruang pada orang lain dan menjadikan kehidupan semakin baik.
Aku sedang berada di fase menunggu hadiah dari Tuhan dan merangkai puzzle agar mendapatkan hikmah. Jadi paham, ooh maksudnya gini ya? Kenapa jalan hidup seperti ini, dapat tantangan dan rintangan begini, dll.
Tetap kuat dan terus melangkah ya.
Aku kemaren lagi di fase kebanyakan OVT, kurang berintrospeksi diri mbak. Kadang terlalu banyak hal yang ingin dibuktikan, membuat kita banyak hal yang bersifat eksternal. Padahal, kalau mau saja melihat ke dalam diri, sebenarnya kita sendiri pulak yang banyak kekurangan.
Sampai sekarang aku ga pengen membuat patokan si, nanti umur 30 mau gimana.. umur 40 udah mau punya apa. Pasrahkan sajalah kelak sama sang Maha Pemberi, tugasku cukup berusaha dan terus berbenah diri. Soal hasil akhirnya, biar Tuhan yang menentukan.
Tak ada kata gagal, selagi hidup masih berjalan.
Bukan soal kepemilikan yang menjadi tujuan tapi bagaimana mengolah hidup.
Semangat terus ya kita, jika terus bergerak akan diatur sampai tujuan.
Setelah aku pikir2 bener juga sie mba pilihan rentang usia yang mb nik pilih…sampai usia 20 itu masa2 menikmati hidup saja dalam suka cita meskipun masalah ada tapi gak seberat itu kok…baru deh menginjak 20 keatas dan seterusnya mulai deh tentukan tujuan hidup…
AKu sekarang juga sdh merasa cukup atas semua pemberian Allah, meskipun tidak terlihat sempurna semua tapi aku tau itu yang terbaik buatku dr Tuhan..sekarang cm pgn jd orang baik aja, pengen membahagiakan keluarga dan meninggalkan sesuatu yang baik untuk dikenang nantinya 🙂
Nikmati saja ya apa yang ada dan terus berjuang memberi kebaikan pada hidup.
Jadi ingat petuahnya pak Ignatius Jonan tentang 3 tahap kehidupan manusia. Usia 0 – 25 thn adl masa untuk mencari dan membentuk jati diri. 25 – 50 adalah masa membangun karir, mewujudkan cita2. Sementara usia 50 dan seterusnya adlah masa kita meninggalkan warisan yang akan dinikmati orang di masa2 mendatang (gak sekedar kekayaan ya). Mungkin di masa itu, kepingan teka teki kehidupan sudah mencapai tujuan ya, antara lain memberikan kebahagiaan bagi orang lain.
Rentang usia yang mba Nik jabarkan. Kurleb sedang aku rasakan hahaha. Di usia 30 an ini aku lebih memaknai hidup dan menghargai kehidupan. Bisa mikir lebih panjang dan banyak sudut pandang yang bisa aku hadirkan saat melihat satu persoalan.
Bener ya, semakin bijak maka semakin bisa rendah hati dan lebih menghargai banyak hal. Hal sekecil apapun itu.
Penting juga buat membatasi diri menggunakan sosial media. Kadang, kalau terlalu intens bisa bikin lupa daratan dan malah banyak berandai.
Dalam hening, jadi waktu terbaik buat memikirkan banyak hal baik. Termasuk strategi kedepan dan berbagai ide menarik buat keberlanjutan mengisi kepingan puzzle kehidupan.
Benar Mbak, terasa banget peralihan dari usia 20 ke 30 dan 30 otw 40. Heuu.. Masing-masing fase usia punya pertanyaan mendasar banget tentang makna hidup. Jujur aja sekarang pun masih banyak bertanya-tanya, apa yang Tuhan harapkan dari saya dan apa yang bisa saya lakukan supaya kepingan-kepingan puzzle yang masih terasa kosong itu bisa utuh. Wow, kontemplasi yang sangat mendalam..
dulu waktu aku masih duduk di bangku kuliah, udah ngebayangin nanti diusia 25an akan berkarir sebagai ini itu, usia 30an udah duduk sebagai bagian direksi sebuah perusahaan. Tapi untukmencapai itu semua memang butuh proses, dan setelah melewati umurnya, aku bersyukur masih bisa berkreasi dan mengembangkan diri dititik yang sekarang.
ada kalanya mungkin jalannya berubah, passionku sendiri juga kadang suka-suka keinginan gitu, banyak yang dimau
Suka dengan quotesnya : “Jika hidup terasa tidak adil tapi percayalah Tuhan itu sangat adil”. Ini bener banget.. kadang diri merasa paling menderita sedunia, padahal kalo dipikirkan lagi, betapa banyak nikmat yg telah diterima, dan pasti ada aja orang yang kurang beruntung dibanding diri ini.
Menemukan pasangan yg klik, supaya puzzle bisa lengkap dan indah, ini yg susah ðŸ¤. Ada orang yg beruntung langsung dikasih, tp ada juga orang yg hrs mengalami masa2 sulit dulu sebelum menemukan yg tepat.
Tapi apapun yg diberi Tuhan, aku juga percaya kalo Dia itu adil. Manusia nya aja yg punya kacamata dan pemikiran sendiri. Padahal seadil2 nya berkat dan hukuman, selalunya cuma dari Tuhan.
Tulisannya sangat menggugah Mbak Nik, mengajak kita berkesadaran penuh dalam menjalani hidup yang sebenar-benarnya hidup..
Kadangkalaaa..
Kepikiran juga, ka Nik.. kenapa aku sekarang lebih membatasi aktivitasku yaa..
Berasa kaya aku uda cukup puas ada di zona-ku saat ini.
Kenapa aku gak pingin “lebih”?
Kepingan puzzle ini mungkinkah bersifat dinamis, ka Nik?
Semisal di usia saat ini, aku sudah merasa cukup dengan puzzle yang saat ini tersusun, namun akan berbeda ketika 5 atau 10 tahun ke depan?
Haturnuhun, ka Nik yang baik hatii..
Pertanyaan menarik soal dinamis,
Baru saja aku sharing soal pemikiran dalam tulisan ini ke salah satu orang bahwa setiap kepingan memiliki kecocokan dengan kepingan lainnya, namun segalanya bisa berubah karena hidup hanya sebuah ” permainan ” pencipta, DIA punya kuasa untuk mengatur dimana kepingan kita berada, jika mungkin awal berada di ujung bisa jadi di akhir ditengah.
Menurutku apapun itu yang terpenting peka akan alurNYA itu yang membuat segalanya menjadi mudah dan indah.
Semoga menjawab ya dear Lendya.
Ketika hidup terasa tidak adil. Mungkin kita hanya tidak tahu soal apa yang terbaik bagi kita menurut versi Tuhan.
Terhubung dengan dunia luar dan tidak melulu asyik dengan dunia kita sendiri mungkin akan membuat hidup kita menjadi lebih baik.
Setuju banget dengan mba nik, di umurku yang 30 ini rasanya semua sudah terasa sangat jelas apa yang iya dan gak. Meski kadang kalapun agak bergeser sedikit dari hal yang iya dan gak, tapi lebih kayak ingin menambah experience aja. Jadi gak begitu muluk-muluk juga yang penting jangan lupa bersyukur
live the life 😀 terimakasih sudah berbagi ya kak