Random Thoughts

Kenapa Diam itu Maut – 3 sebabnya – Tentang Harmoni

Kenapa diam itu maut, sebelum menemukan jawabanya mari coba sejenak temui sebuah pertanyaan ini.

Jika Esok Tidak Ada Lagi apakah Diam itu Emas ?

Tentu semua kalimat tergantung dari konteksnya, kali ini mari kita berdialog tentang harmoni, tentang melangkah bersama, bukankah irama yg senada itu sangat dibutuhkan dalam langkah.

Jika sepakat dalam bersama ataupun keadaan menempatkan untuk bersama tentu sebuah irama yang sama itu dibutuhkan.

Waktu memang sangat dinamis terlebih masa ini, ada saja yang membuat ingin diutamakan, semuanya merengek tak ingin diabaikan yang kadang membuat lelah. Setiap hal ada resiko bukan ?


Karena itu jika ingin sebuah langkah yg disebut bersama akar terbaik itu adalah bicara.

kenapa diam itu maut
kenapa diam itu maut

1. Prasangka – Kenapa Diam itu Maut

Ketidaksamaan rasa mungkin akan menjadi celah bagaimana pada akhirnya maut itu hadir, disebut maut ada banyak partikelnya, rasa pedih, kecewa , tidak senang, tidak nyaman terlebih jauh yang namanya damai.

Bicara soal damai musuh besarnya maut ya prasangka salah satu penyebabnya.

Berapa banyak kita sering prasangka tentang semestinya , seharusnya termasuk ketika jenuh menyapa.

” Mestinya dia paham, seharusnya dia mengerti keadaanku, oh ya udahlah dia pasti paham, ah dia orangnya baik kok pasti dia mengerti ” begitu kira-kira kalimat-kalimat yg terlontar.

Celakanya lagi ketika persoalanya hadir tak ingin bicara dan seakan-akan membiarkan keadaan saja yang menjelaskan. Jika hal itu terjadi pernahkah berpikir , berapa lama waktu terbuang untuk itu ? seakan-akan diam itu emas dengan dalih bahwa percuma saja bicara.

Bagaimana esok tak pernah datang ? Segala sesuatu berakhir tanpa bicara sepatah apapun sedangkan ada pihak yang sangat mengharapkannya ?

Jika prasangkamu tidak tepat, relakah luka itu hadir pada insan yg mengalaminya ?

atau mungkin diri hanya perduli dengan mengalaminya yang terpenting bagaimana diri. Jika itu memang menjadi jawaban tak ada kata yg perlu dilanjutkan.

Untuk apa berdialog dengan insan yang hanya memikirkan diri sendiri

2. Memahami

Keruh akan menjadi jernih
Kelam akan merona
Senyum akan memeluk

Jika memahami apa yang terjadi pada apapun.

Sebab kedua kenapa diam itu maut karena memahami, mengerti itu landasan dari harmoni lahir.

Mari kita bicara soal harmoni, semuanya terlahir dari nada yg seirama dan bagaimana bisa tahu seirama jika suara tak terdengar.

Begitu juga dengan memahami, tak akan pernah hadir jika diam itu disebut emas.

Percayalah, tidak selalu waktu menjelaskan dengan baik, kadang dia menuntut insan bertanggung jawab untuk menjelaskan, apa guna akal yg perlu diolah untuk mampu mengungkapkan keadaan.

Contoh saja, jika whatshap hanya dibaca tapi tidak dibalas, berani bertaruh setiap yang mengalaminya dengan sehebat-hebatnya insan itu mengerti tetap saja akan ada desiran yang kadang membuat maut itu hadir.

Ketika informasi dibutuhkan dan pihak yang bertanggung jawab seakan tak penting ingin rasanya memuntahkan semua maut itu. Namun memang pengendalian diri itu sangat penting untuk mampu menguasai keadaan,

Walau nurani menata diri untuk teguh dalam pemurnian dan menerima kenyataan melihat sebuah kalimat,

Informasi itu senjata paling tajam dalam kehidupan dan bila ada yang menyepelekan bagaimana pertarungan bisa berjalan dengan baik

3. Harmoni – Selaras

Kenapa diam itu maut karena alasan ketiga adalah bagaimanapun kehebatan hidup dan damai itu hadir ketika harmoni hadir. Irama yang selaras memudahkan langkah, meringankan dan menyamankan.

Apa nyaman diam ketika ada pihak menunggu ?

Bicara saja seneraka apapun itu, sungguh jika ada pihak-pihak menunggu dan terlebih soal informasi diam bukanlah perkara diri saja tapi soal bagaimana alur berjalan baik dan bila itu baik maka segala sesuatu akan harmoni.

Untuk apa membuang waktu dengan diam jika dialog itu diperlukan.

Soal rasa yang ingin diperjelas
Soal hubungan yang kadang menjemukan
Soal harmoni pekerjaan yang butuh aliran informasi cepat

Semuanya butuh dialog, bicara dengan apapun caranya.

Lupakan tentang karma tapi mari saja mengingat bahwa setiap insan itu terhubung. Lihat saja kembali bagaimana covid bisa terkena seluruh dunia sedangkan itu semua bermula dari hanya satu insan.

Semua insan diciptakan punya perannya, dimanapun itu baik itu dirumah, ditempat kerja ataupun dilingkungan berada.

Jika ingin kehidupan lebih baik dan harmoni maka bertanggungjawablah dengan peran itu.

Mari berdialog

10 Comments

  1. tukang jalan jajan 30 Juli 2022
  2. fanny_dcatqueen 30 Juli 2022
    • Nik 5 Agustus 2022
  3. Tika 31 Juli 2022
    • Nik 5 Agustus 2022
  4. ariefpokto 31 Juli 2022
  5. lendyagassi 2 Agustus 2022
  6. Nik 5 Agustus 2022

Leave a Reply

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.