Istimewanya Bumi Semboja
Langit saat ini sepertinya sedang enggan menunjukkan jati dirinya, antara sendu dengan awan kelabu ingin mencurahkan hujan dan biru cerah yang memberi harapan. Sedangkan pohon menjulang tinggi tetap tegar dalam segala musim, entah itu mendung, badai hujan ataupun terang langit.
Kokoh.
….. dan aku duduk disudut meja hotel itu memandang dengan mencerna hidup yang sedang seru-serunya memberi materi.
Jika saja boleh berteriak dan berkata, cukup. Sudah muak dengan materi yang semakin hari membuat nurani heran dan logika terus saja memberi pengertian, tenang karena kamu terpilih maka terima saja, begitu katanya.
Terus seketika rasa sedang berdialog tajam dengan logika, hikmat itu semakin bercahaya dan aku tersenyum malu, semestinya aku berterima kasih pada hidup karena sudah dipilih untuk melihat suatu perkara yang akhirnya mengerti bahwa sepatutnya diterima materi itu dengan baik dan pakai untuk mengatur kehidupan kedepannya.
Kopi hitam kuteguk, lupis berbalur gula merah lumer dalam mulutku dan rasa itu terpuaskan, nikmat bumi itu kembali kurasakan dan kenangan minggu lalu datang.
Istimewanya Bumi Semboja, begitu aku mengenang minggu lalu.
Dimana ojek online itu melaju kurang dari 10 menit ke Bumi Semboja dari stasiun Bogor. Sebelumnya dalam dua hari keinginan untuk datang ketempat itu seperti rindu yang tak ingin ditunda lagi.
Mengenal Bumi Semboja bermula dari tulisan Lala yang membuatku tergoda dengan ubi creme brulee with butter.
Bukan #KaburAjaDulu
Tidak hanya soal menu kesukaanku ada ditempat itu tapi satu diantaranya ketika tulisan Lala memberi informasi kalau Bumi Semboja itu tidak jauh dari Stasiun Bogor, hanya perlu naik gojek online. Keinginan makin tinggi karena terlihat mudah mencapainya.
Sampai ditempat itu langsung rasa Istimewanya Bumi Semboja mengalir dalam nalar, penyambutan tamu begitu manis dan aku tidak langsung duduk karena tempat itu terasa bukan seperti resto biasanya, penasaran karena ketika masuk murni rumah tempat tinggal.
Setiap sudutnya terasa sedikitpun tidak direnovasi, rumah utuh, bahkan interiornya tidak banyak diubah. Hanya ditambah meja dan bangku. Ruang tamu, keluarga dan kamar bangunannya tetap sama.
Setelah menikmati Istimewanya Bumi Semboja dalam sisi bangunan, aku duduk menunggu orderan sambil kordinasi satu kerjaan. Waktu berlalu ada satu kejadian yang membuat akhirnya aku mendapatkan rejeki karena bisa ketemu seorang gadis cantik, tinggi dan ternyata dia pemilik resto.
Berasa rejeki karena kami berdialog cukup lama sehingga aku berterima kasih pada waktu sudah mengenal gadis ini, bagaimana tidak, saat ini dimana banyak anak muda ingin #kaburajadulu karena keadaan ekonomi yang tidak menentu sehingga lapangan pekerjaan begitu suram.
Sedangkan gadis cantik yang bersemangat ini, setelah lulus S1 di Universitas Indonesia dan lanjut ke UK mengambil S2, kembali ke tanah air mendirikan usaha. Walau memang sempat mencari kerjaan tapi waktu menutup jalan itu.
Tidak mendapatkan yang diinginkan bukan berarti berhenti disana, gadis cantik itu beserta dukungan keluarga yang baik akhirnya mendirikan usaha resto Bumi Semboja.
Istimewanya Menu – Istimewanya Bumi Semboja

Istimewa menurutku karena dalam penyajian dan rasa dinikmati sesuai, sama-sama membuat mata berbinar.
Ada banyak menu yang ditawarkan oleh Bumi Semboja, tapi aku melihat dua yang paling menonjol dan dua terfavorite.

- Ubi creme brulee with butter & Bubur Lintas Negara
Istimewanya Bumi Semboja satu diantaranya memiliki menu yang unik dan aku sudah menikmati satu, untuk bubur akan segera aku nikmati ketika kembali kesana.
Minggu lalu ketika kesana aku kalah dengan godaan sayur pecel dan menu lainnya sehingga perut terburu penuh dan untuk order bubur tidak kesampaian.
Selain makanan yang ditawarkan, cara penyajian dalam katalog membuatku tersenyum, terlihat sekali pengelolanya itu seorang yang kreatif dan ketika tahu yang mengelola adalah pemiliknya, seorang gadis lulusan S2 Management Bisnis UK, baiklah aku salaman dengan gadis itu bilang,
” Terima kasih sudah membangun bisnis dan memberi lapangan pekerjaan “
Aku suka sekali anak muda yang punya keberanian untuk mengambil resiko, hatiku begitu hangat ketika tahu dalam masa belum 7 bulan resto itu selalu ramai dan doaku terpanjat semoga semakin tumbuh, besar dan berlipat sehingga lebih banyak menyerap lapangan pekerjaan.
Terjaganya Cinta Rumah 100 Tahun
Belakangan ini berjamur sekali usaha resto, coffee shop dan tentu mereka membangun dan memberikan kekuatan masing-masing. Garis besarnya semua berlomba memberikan hal-hal berikut,
- Makanan Enak.
- Coffee Enak
- Harga Terjangkau
- Tempatnya nyaman
- Dekat dan terjangkau transport umum
- Parkiran luas
- Pelayanan ramah, cepat.
Hampir semua berlomba dengan itu, pertanyaanku seberapa banyak diantara usaha itu mengutamakan kebutuhan pembeli, menabur cinta dalam usaha itu?
Sedangkan era belakangan ini yang dibutuhkan banyak insan adalah bukan soal nikmatnya makanan tapi bagaimana diterima dengan penuh kasih sayang.
Istimewanya Bumi Semboja ketika aku merasakan, melihat langsung bagaimana terjaganya cinta rumah 100 tahun.
Iya,
Melalui gadis itu aku menerima informasi detail bahwa sebenarnya rumah itu adalah milik neneknya dan usia rumah itu sudah 100 tahun.
Aku tertegun dan berpikir, betapa cinta akan bangunan sehingga dirawat dengan begitu baik, walau ada sedikit perbaikan karena sempat kosong selama dua tahun, energi terasa sekali masih positif, baik dan nyaman.
Terlebih ketika aku ke toiletnya, terasa sekali rumah itu ditabur penuh kasih dan keluar dari toilet terdapat ruang mushola cukup luas.
Cinta yang terjaga dengan baik
Pernah datang kesuatu tempat, tanpa perlu dijamu atau dilayanin kita merasakan bagaimana suasana tempat itu begitu nyaman dan ingin berlama-lama ditempat itu?
2025 sudah 3 tempat aku temui termasuk Istimewanya Bumi Semboja.
- Dapur Tara – Labuan Bajo – Kisahnya disini.
- Hotel Green Hill Labuan Bajo. Temukan kisahnya di tulisan sebelumnya.
- Istimewanya Bumi Semboja
Itu yang terdekat aku temui dimana tahun-tahun sebelumnya sering dan karena aku menyukai perjalanan, sering kebanyak tempat dan bertemu banyak orang, tidak jarang juga aku bertemu tempat-tempat yang terasa sekali ada “sesuatu” didalamnya yang kadang bukan hanya tidak mau kembali tapi lebih dari itu tidak ingin berlama-lama ditempat itu.
Kalau tempatnya tidak bersih, makanan tidak enak tentu saja itu sebuah kepastian kalau itu memang bukan usaha yang baik . Tapi ini jika tempat sudah baik, bersih, orangnya cukup ramah tapi kenapa bisa tempatnya tidak ramai, sedangkan akses kesananya mudah?
Hampir dua tahun ini aku menilik tempat itu dan ternyata akhirnya aku melihat, ada kemarahan, kata-kata yang tidak membangun sering terlontar ditempat itu.
Apakah cinta akan ada ketika kemarahan sering hadir?
Mungkin kalimat itu perlu dipertebal untuk tempat-tempat yang sepertinya semua langkah bisnis sudah dilakukan tapi tetap saja rejeki itu tidak menghampiri.
Konon katanya rejeki itu adalah tangan kanannya cinta dan cinta itu selalu berwajahkan welas kasih walau kadang memang keadilan tidak bisa ditinggalkannya.
Akhirnya
Tentu membangun bisnis tidak hanya saja soal cinta kasih ada didalamnya, ada kreatifitas, etos kerja yang baik tergambar dengan rajin, tekun dan sabarnya sebuah proses, tapi diantara semua semuanya cinta kasih itu adalah sebuah pondasi utama.
Teringat dalam tulisanku review buku Innovator bahwa jika disebut berhasil ketika memikirkan kepentingan banyak orang, begitu juga sebuah buku berjudul seni perang tanpa berperang Sun Tzu, disana juga diajarkan bagaimana cara menyampaikan dan kenyamanan semua pihak menjadi tolak ukur sebuah keberhasilan.
Maka akhirnya,
Istimewanya Bumi Semboja tentang gadis cantik dan cerdas itu memilih untuk membangun usaha dari pada #KaburAjaDulu, membentuk usahanya dengan CInta Kasih dengan mengutamakan pelayanan terbaik, menyampaikan informasi sedetail mungkin dengan gambaran katalog yang menarik dan menjaga energi cinta yang ada dirumah itu yang sudah berumur 100 tahun.
Akhrinya lagi,
Apakah ada kekuatan yang paling tahan lama dari cinta kasih?
Jika tidak ada, trus kenapa tidak mengupayakannya dengan sehebat-hebatnya?
*Tulisan ini dibuat murni untuk hidup yang begitu baik menunjukkan bahwa cinta adalah dasar utama dalam hidup.
13 Responses
Mbaaaaa nik, aku JD pengeeen ke sana juga icipin ubi brulee nyaaaaa 😍😍😍😍. Ini Snack fav ku mbaaa. Pernah coba tp di restoran lain . Dan memang euenaaaak bangeeeet. Creamy, manis ubi, duuuh ngiler lagi kalo inget
Tp yg di bumi Semboja ini aku penasaran juga, apalagi Krn tempatnya yg udah 100 THN, namun terawat. Service ramah dari owner.
Alasan utk kepengen DTG dan Coba sih.
Naaah aku sendiri punya prinsip yaaa, kalo suatu tempat seenak apapun makanannya, tp service ga ramah dari staff dan penjual, aku emoh balik lagi. Bukan dia aja yg punya usaha. Mending cari tempat lain yg bisa bikin hati kita hangat dan nyaman dengan keramahan mereka.
Mbaak, senang baca review tentang Bumi Semboja ini. Yang paling saya senangi adalah merasakan ketulusanmu berkenalan dan mengapresiasi pemiliknya dengan mengucapkan terima kasih. Mbak Nik unik sekali …. keep your sincerity, Mbak Nik ….
Saya bukan hanya penasaran dengan menu istimewa, terkhusus ubi brulee-nya, penasaran dengan tempatnya, dan dengan pemiliknya. ^_^
Semoga kita bisa bertemu lagi nanti ya, Mbak.
Wahh ini di Bogor Yakk. Daku tuh belum pernah menginjak Jawa Barat. Jadi pengen ke Bumi Semboja. Nyicip ubi brulee-nya.
Bisa refreshing juga di sana ya.
Sampai sekarang aku blum pernah makan ubi brulee tau mbaaa 🙁
Agak sedih sih, soalnya rumah adek iparku yg di Gerlong Bandung kan sebenernya dekeeeett ama warung yg jualan ubi brulee, tapi entah kenapa waktu itu kok aku lupaaaa melulu mau order atau nge-GoFood.
dan sekarang, auto mupeeengg setelah baca ulasan kamu ini 🙂
Semoga, next aku dpt rejeki bisa cussss ke Bumi Semboja
Mau puas2nya nge-ubi brulee sambil meniqmati vibes tempat makan yg meneduhkan iniiiii
Sungguh tulisan yang penuh makna! Bumi Semboja bukan sekadar tempat makan, tetapi juga perwujudan cinta, ketekunan, dan penghormatan terhadap sejarah. Dalam dunia yang serba cepat, di mana bisnis sering hanya mengejar keuntungan, rasanya sangat menyegarkan melihat usaha yang dibangun dengan nilai-nilai keluarga dan keberanian anak muda untuk tetap bertahan. Menarik bagaimana sebuah rumah tua bisa menjadi saksi perjalanan waktu, lalu diberi nafas baru tanpa menghilangkan jati dirinya, sungguh sebuah pelajaran tentang bagaimana kita bisa tetap tumbuh tanpa kehilangan akar.
Kerennya, hunian yang sudah berusia 100 tahun jadi tempat usaha yang mendatangkan rasa nyaman untuk yang datang ke sana. Pemanfaatan yang menarik sehingga kenangan manis di sana tidak pudar, di mana kebanyakan rumah lama malah dijual ya?
Wah, aku belum pernah ke restoran yang satu ini. padahal vintage abis, bangunannya telah berdiri sejak 1918. Yang penting juga, jaraknya hanya 5 menit dari Stasiun Bogor dengan mobil. Jadi gak jauh-jauh amat.
Menu andalan seperti Bubur Lintas Negara dengan berbagai pilihan topping, Rawon yang resepnya telah ada sejak 1970, serta Ubi Brulee, bikin jadi poin plus. Bagi yang mencari tempat sarapan atau nongkrong dengan nuansa klasik dan makanan lezat di Bogor, Bumi Semboja adalah pilihan yang tepat ya.
Disampaikan begitu detail dan menarik terasa bahwa tulisan ini di rangkai dengan dengan hati. Membacanya membuatku tersenyum, dan ingin mencoba berkunjung ke bumi semboja. Terima kasih untuk ulasan penuh makna ini.
Mantap, luar biasa sekali mba Nik kulineran ke kota Bogor dan sungguh beruntung bisa bertemu langsung dengan ownernya. Nah, betul resto Bumi Semboja ini tuh memang rumah usia ratusan tahun yang vibesnya beneran positif banget. Dari yang awalanya mau makan doang, malah jadi nyambil nulis. Kalau kata aku sih suasananya pun syahdu.
Smart banget owner. Menu nya pun variatif dan bikin penasaran pengen icip terutama puddingnya.
Makanya, nanti pas libur kerja dan lagi free aku berniat pengen ke sana sih. Mungkin habis lebaran. Soalnya kalau bukber aku lebih nyaman buka puasa di rumah aja hehehe kecuali acara kantor bukber sama rekan kerja kan biasanya memang agenda wajib.
unik menunya, ubi tapi dikreasikan secara kekinian. Awalnya aku agak gak percaya ada menu dengan bahan dasar ubi tapi dimodifikasi sedemikian rupa, sehingga tampilan dan rasanya makin bagus.
mungkin kalau selama ini ada yang males menikmati ubi biasa, tapi kalau modelan ubinya begini, siapa yang nolak
dan aku kagum sama Bumi Semboja yang masih bertahan dengan bangunan lawasnya, kesan vintagenya dapet banget. Lokasi juga strategis ya.
Bukan pilihan mudah ya kembali ke Indonesia dan berjibaku dengan bisnis sendiri, sekaligus merawat rumah 100 tahun warisan nenek, semoga makin banyak pelanggan Bumi Semboja yang turut merasakan cinta besar itu…
Wahh seru banget mbak bisa menikmati hidangan yang lezat di Bumi Semboja ini
Luar biasa, bertahan satu abad ya
Btw ubi nya sangat menggoda
Bumi Semboja dan makna cinta.
Perjalanan panjang bukan hanya sebuah pembuktian bahwa cinta tidak hanya harus diperjuangkan, tapi juga diusahakan.
Senang membaca perenungan ka Nik.
Jadi bukan hanya sekedar menikmati hidangan, namun juga deep talk sama jiwa yang memanggil.