Ingat Tujuan Awal,
Rutinitas pekerjaan terkadang membuat jenuh, belum lagi menghadapi lingkungan kerja yang kurang menyenangkan. Rasanya kebanyakan orang yang kerja di kantoran pasti pernah merasakan suasana kerja yang tidak disukai.
Alasan jenuh seringkali disebabkan oleh lingkungan kerja yang kurang sehat, bukan karena pekerjaan yang menumpuk tetapi lebih sering ketika di kantor menghadapi orang yang tidak disenangi atau teman kantor yang tidak senang dengan kita.
Mengundurkan diri sering menjadi pilihan, tetapi mencari pekerjaan lain juga tidaklah mudah.
Saat itu aku pernah mengalami hal yang menyedihkan. Salah satu teman kantor entah kenapa bersikap kurang menyenangkan terhadapku. Ada saja alasan yang membuat aku menangis, membuat aku selalu salah dan menjadi orang yang tidak berarti.
Alasan untuk keluar dari kantor itu rasanya tidak mungkin karena waktu itu baru pertama kali aku bekerja di kantor, belum punya pengalaman dan hanya punya ijazah SMEA.
Jadi satu-satunya cara adalah bertahan menelan kepahitan atas sikap teman kantor tersebut dan ingat tujuan awal untuk apa aku ada ditempat itu.
Kuat & Doa – Ingat Tujuan Awal
Setiap hari sebelum berangkat kerja aku seringkali menangis dalam do’a, meminta kepada Nya kekuatan untuk menjalani hari itu dan mampu melewati masa sulit di kantor.
Malam menjelang sebelum tidur pun tangisan itu hadir ketika aku berterima kasih bahwa hari itu telah terlewatkan. Pedih, sedih, kecewa, dan sakit semua aku rasakan ketika itu dan aku hanya mampu diam dan bekerja dengan sungguh-sungguh serta mengingat bahwa Tuhan pasti punya rencana di setiap perkara.
Dua tahun lamanya aku merasakan hal itu. Aku mencoba untuk mencari tahu kenapa rekan itu membuat hari-hariku begitu rumit, namun tidak kutemukan jawaban. Yang kutemukan hanya perlakuan yang menyakitkan hati.
Di lain kantor, aku pernah juga merasakan tidak nyaman bekerja. Tetapi kali ini aku sendiri yang kurang suka dengan sikap teman ini. Aku punya sifat yang buruk.
Jika ada orang yang sudah membuat aku direndahkan atau orang itu suka berbohong, bersikap manis di depan tetapi kenyataannya menusuk dari belakang dan hal tersebut ditujukan kepadaku, maka tidak akan aku bertegur sapa atau berkawan dengan orang itu.
Cukup berurusan dalam pekerjaan saja
Jadi bagaimana cara aku menghadapi suasana kantor seperti itu dengan tetap bekerja dengan baik ?
Ingat tujuan awal.
Kenapa aku ada di kantor ini? apa yang menjadi tujuan aku ada di kantor ini?
Itu yang selalu aku ingat dan tanyakan ke diri sendiri ketika mengalami hal sulit dalam pekerjaan. Aku selalu ingatkan diri sendiri, bahwa ingat tujuan awal ke kantor itu adalah bekerja dan menjemput rejeki.
Aku butuh kerja,aku butuh makan jadi bertahanlah, karena dimanapun bekerja akan selalu ada hal-hal yang tidak menyenangkan. Jika kita mendapat teman yang baik di lingkungan pekerjaan itu adalah bonus.
Walaupun sinergi yang baik dibutuhkan dalam pekerjaan dan hubungan yang baik akan memudahkan dalam pekerjaan, tetapi jika sudah menyinggung hati atau berdampak buruk, buatku akan lebih baik jika berhubungan sebatas urusan pekerjaan saja.
Dalam hidup ini aku selalu mengutarakan segala sesuatu kepada penciptaku dan aku percaya segala sesuatu ada masanya, tidak ada yang kekal. Kepahitan dan kesenangan, semua akan ada akhirnya. Yang diperlukan hanya kesabaran dalam menghadapi kepahitan atau jangan terlena dengan kesenangan.
Kepahitan yang pernah aku alami berakhir setelah dua tahun dan diganti dengan hal yang menyenangkan. Teman kantorku itu menjadi sahabat yang begitu baik. Perlakuannya kepadaku berubah seratus persen.
Aku sempat heran tetapi tidak mau bertanya lebih banyak. Bagiku jika seseorang yang melukaiku meminta maaf dan bersungguh-sungguh untuk tidak mengulanginya lagi, itu cukup dan tidak ada alasanku untuk tidak menerimanya menjadi seorang sahabat.
Ingat Tujuan Awal sebagai kunci
Mungkin kisahku bisa jadi pelajaran jika ada hal yang pahit dialami dalam suatu hubungan, baik itu dalam lingkungan kerja, hubungan teman atau pasangan.
Ingatlah apa yang menjadi tujuan awal semua itu dilakukan. Jika situasi tidak memungkinkan untuk pergi, maka ingat semuanya akan berakhir, karena tidak ada yang kekal dalam kehidupan.
Akhirnya apapun dilakukan dengan sungguh-sungguh dan percaya semua ada yang atur, ingat tujuan awal maka semuanya akan dikembalikan padamu.
Ada tulisan yang sangat menarik tentang tips bekerja silahkan mampir ke blog Mba Dian.
29 Responses
Jadi pengen tahu teman yang dalam dua tahun berubah 180° ini yang mana. Hahaha. Terkepo kan guweh baca postingan ini. Etapi bener sih di manapun berada pasti adaa aja yang bikin gak nyaman. Tergantung bagaimana kitanya ya..
Hahahaha ga pa2 kepo Dan, itu kawan saat kerja pertama , belakangan lama ga komunikasi krn doi sibuk dgn keluarga dan aku sibuk dgn berpetualang ?
Mengharukan membaca ceritamu nik. Ngebayangin tiap hari berurusan dengan orang yang menjengkelkan pasti rasanya sulit yach tp semuanya berakhir dengan bahagia. Senang dech
Pelajaran awal di kantor pertama Lin, pokoknya telen ajaa , tahan aja ha ha ha eh tenyata ujungnya Indah , thank yaa Lin udah mampir
Kak Nik, I’m happy for you, for the happy ending… doain saya juga ya kak Nik…
*Baca ulang2 article ini pas butuh motivasi:p
#amin kau mendapatkan terbaik , inget selalu non semua punya pasangan , kalau kita dapat yg kurang baik PASTI nya akan datang yg Baik , bahkan yg terbaik .. Tinggal tunggu waktu aja .. Ike yg kuat yaa ?????
Kesabaran itu hal yang paling susah dipraktekan. Semoga aku sanggup. Semangaaat.
Tulisannya bagus banget, Mbak 🙂
Terima kasih Lia, ini aku mau lanjutkan nulis hasil dari kesabaranku ,buahnya bulan kemarin ku nikmati lagi , kamu yg sabar yaa .. Yg kuat ..semangaattt
Lagi feeling down lagi eh baca ini lagi dan ternyata udah pernah comment hehehe..
Kak Nik, what if, something bad happen because of our fault?
What if we don’t like how the world goes, i.e hukum rimba berlaku, keuangan yg maha kuasa, we should follow a person that totally different from us, just for the sake of survive
Hi dear, aah kangennya sama dikau.
Aku coba jawab ya…
1. Jika hal buruk terjadi karena kesalahan.
artinya, itu hanya pemurnian. Jika itu diterima dengan iklas percayalah proses pemurniannya menjadi indah dan pada akhirnya bersyukur.
2. Yang kedua ini agak rumit seh ya ha ha ha
Setiap pribadi punya kapasitas berbeda2 ya, kalau dikau bertanya sebagai kapasitasku. Aku akan tetap ada namun tetap melakukan nilai2 prinsip hidup. Tapi jika tak mampu lebih baik menjauh. Aku punya prinsip mengenai kebutuhan. Agak idealis memang tapi mungkin bisa membantu. Aku selalu berpikir ,” jangan pikirkan bagaimana Tuhan mengatur hidupmu, membuatmu terbang tinggi, tapi pikirkan bagaimana kami hidup berkenan dihadapanNYA ” akhirnya semuanya yang bekerja Iman.
Ah rasanya pengen ngeteh deh sama kamu. Yuk ah agendakan.
Hayuks Kak Nik.. mau agendain teh jumat.. anytime on any Friday yg kak Nik ada waktu :))
Moga-moga belum kelewat sama tawarannya hehehe
Ketika sudah bersungguh-sungguh maka pasti akan keluar dengan kesungguhan itu
Terkadang memang di dalam perjalanannya akan ada gangguan
Namun, kalau di awal niat kuat pasti bisa diatasi
Semangat dan terus berdoa
Di tempat kerja mana pun, baik di kantor maupun pabrik, pasti ada teman kerja yang seperti itu, Mbak. Dan setuju sekali. Kita fokus pada tujuan awal dan semangat bekerja. Kalau saya menghindari saja orang seperti itu, dan berusaha tidak memikirkan dia. Saya mencoba mengaksrabkan diri dengan teman lain yang menyukai saya. Dan biasanya, kalau kita merasa tidak pernah berbuat salah padanya dan dia tetap begitu, biarkan saja. Nanti hukum karma juga akan berjalan.
Sampai ada yang bilang, fokus berangkat kerja, terima gaji lalu pulang karena kalau drama-drama di kantor kita beri ruang ujung-ujungnya nambah beban masalah yang udah ada Kak. Bener tuh fokus ke tujuan awal. Kerja di manapun selalu saja ada yang orang yang kurang menyenangkan dan toxic, mungkin begitulah dunia berputar tapi kita tidak bisa mengendalikan orang lain, yang bisa kita lakukan hanya mengendalikan diri sendiri. Semangat Kak!
Di mana-mana ada spesies yang seperti itu ya. Kita berusaha kerja dengan rajin, baik dengan semua orang, ehh yang diramahin malah melengos.
Yaa mungkin ada sebabnya tapi memang kita gak bisa mengendalikan perasaan orang lain. Bisanya mengendalikan diri sendiri.
Setuju banget mbak, dalam bekerja atau melakukan suatu goals, seringkali kita merasa jenuh atau mentok. Apalagi jika lingkungannya toksik atau tidak mendukung. Tapi dengan ingat tujuan awal kita memulai itu akan membangkitkan kembali semangat lagi untuk terus bergerak maju. Thank u untuk remindernya.
Kadang kitanya berusaha untuk fokus pada tujuan awal kenapa berasa di kantor itu, hanya aja namanya mental kadang lemah alias down nya bisa menyentuh titik paling bawah, jadilah “Ingin Ku Teriak”. Paling untuk menepisnya bisa dengan cara, membalasnya, cuek anggap aja itu iklan, atau kitanya yang mencari kedamaian di tempat lain. Jadi bisa dipilih dan pertimbangkan demi kewarasan jiwa, karena bekerja gak melulu tentang gajian dan grade, tetapi juga keikhlasan menjalankannya.
Sebagai seorang yang juga pernah bekerja, maka aku related dengan tulisan ini. Kadang, memang bukan soal banyak atau rumitnya urusan pekerjaan yang bikin kita jenuh di kantor. Tapi karena rekan kerjanya yang memang sedikit menyebalkan atau banyak. Hehehe
Mengingat tujuan awal itu penting sekali. Jangan sampai terbelenggu drama ga penting di kantor yang seharusnya bisa dihindarkan. Fokus kerjaan, yang tidak penting tidak perlu diurusi
bener banget. memang sulit banget menemukan perusahaan yang sesaui dengan keinginan kita. kalo nggak atasannya yang toxic, ya lingkungannya yang tocix. dan satu2nya hal yang bisa kita lkukan cuma bertahan
tapi, kadang aku mikir, worthy nggak sih waktu yang aku korbankan dengan apa yang aku dapatkan (bukan hanya gaji, tp juga pengembangan diri) di perusahaan yang toxic
aku juga pernah ngerasain lingkungan yang awalnya welcome banget, ternyata mereka toxic bgt di belakangku. dan itu bikin aku sakit hati banget smpe nangis. trus akhirnya aku mencoba mengingat kembali tujuan awalku kerja. akhirnya aku berusaha bersikap profesional aja tetep basa basi nyapa mereka. karena mau nggak mau kita tim
Setiap tempat pasti ketemu aja berbagai karakter manusia yang kadang bikin kita elus dada tapi gpp buat pelajaran diri sendiri supaya bisa lebih baik lagi kedepannya semangat mbak
Setuju banget, inget tujuan awal. Supaya tetap kuat bertahan. Terkadang sikap rekan kerja yang tak menyenangkan itu efek dari iri atau merasa takut tersaingi. Sehingga dia menjadi toxic dan berbahaya jika diladeni dan dimasukkan ke hati.
Kini, di usia 30 awal. Aku sudah tidak peduli sama drama kantor yang menyebalkan. Cukup datang, kerjakan dengan baik, koordinasi, komunikasi dan bye ambil gaji lalu pulang. Hahahhaa meski kalau kenyataannya sesekali suka juga tersentil atau tersinggung sama sindirian nggak jelas itu tapii mau gimana ya, selama tak buat salah abaikanlah. Tebelin kuping istilahnya 😆. Bener banget tempat mengadu terbaik ya sang pencipta, Sang maha tahu yang paling welas asih.
Membaca artikel ini mengingatkan kita akan pentingnya mengingat tujuan awal dalam menjalani aktivitas sehari-hari, terlebih lagi pas semangat mulai menurun. Dengan kembali merenungkan alasan dan motivasi di balik tindakan kita, semoga saja dapat menemukan kembali energi dan dedikasi yang mungkin sempat pudar. Artikel ini semoga aja jadi pemberi semangat buat para pembaca dalam mengejar tujuan dan impiannya.
Terima kasih ya Mbak, saya baca ini kok kayak pas banget sama kondisi saya. Saat ini, saya benar merasa sedang bingung dan tidak terlalu bersemangat dalam menulis. Sepertinya saya mesti kembali ke tujuan awal. Apa nih yang membuat saya dulu memutuskan menulis.
Memang benar kita harus ingat tujuan awal dalam berinteraksi dengan sesama manusia. Misal di pekerjaan ya cukup di pekerjaan saja ya kak. Sebab kalau terlalu dekat dengan rekan kerja misal nanti ada konflik jadi tidak baik lagi hubungan ke depannya
apa yang ditulis mba Nik disini, pernah aku alami.
Bener juga, kalau misalnya kita mengalami hal-hal yang kurang menyenangkan, kita coba balikkan lagi ke fakta apa yang menjadi tujuan awal kita bekerja.
Dulu aku kalau lagi gak mood sama bos yang mualesi, aku ijin gak masuk, biasanya aku pergi ke kota lain buat short escape di weekday hahaha, bisa dibilang kayak membolos, tapi bikin ijinnya yang masuk akal, apalagi kalau dadakan.
Drama di kantor kadang bisa bikin stre ya mbak
Memang kadang kita g bisa ngatur sikap orang ke kita
Hal yang bisa kita lakukan adalah mengatur sikap sendiri
Setuju sama cara yang mbak Nik lakukan, hadapi dengan doa dan ingat kembali tujuan awal
Terima kasih sudah mencantumkan link artikel saya mbak
Kayaknya ujian itu belum afdhol kalo datangnya gak dari temen yaa..
Kayak yang adaaa aja sii.. gangguin idup orang.
Aku dulu juga pernah gini, ka Nik.
Dia tuh ngakunya sahabat yaa.. tapi ngomongin di belakang. Dan yang diomongin, bener-bener bikin panas telinga.
HUhuhu.. kalo di konfron, dia ngakunya yang baik-baik. “Engga kok.. akutu bla bla blaa..”
Hiish..
Alhamdulillahnya aku segera pisah ama temen kantor modelan gituu..
Tus skarang, masih terhubung di FB sii.. cuma aku hampir ga pernah buka FB.
HIhih.. ga menghindar, cuma FB ini kaya sosmed model jadul yaak..
Semangaatt ka Nik.
Rasa pen marah itu wajar kan yaa.. asal dilampiaskan dengan cara yang tepat dan gak destruktif.
Nah, benar nih seringnya yang bikin jenuh di kantor itu bukan karena pekerjaan yang menumpuk tapi lingkungan kerja khususnya perlakuan rekan kerja ke kita.
Kalau udah kayak gitu emang rasa-rasanya pengen resign aja tapi salut sama Mbak Nik yang mampu bertahan. Memang kuncinya itu ingat tujuan awal ya!
Dan gak sangka juga nih, si teman yang dulunya perlakuannya gak baik ke Mbak itu kini malah jadi sahabat. Luar biasa emang kekuatan doa dan sabar. Jadi reminder juga buat saya pribadi kalau berada dilingkungan kerja yang kurang menyenangkan kudu perbanyak doa dan perluas sabar.