Kado Natal Saat Pandemi ?
Rasanya dalam masa ini tak terpikirkan minta kado Natal selain diberi kekuatan, kesehatan yang baik untuk semua pihak.
2020 memang tahun yang khusus bagi semua orang , termasuk aku sendiri.
Sesuatu yang paling mengusik dalam masa ini ketika tidak bisa berjumpa dengan keluarga di Bali. Sembilan bulan lebih Covid 19 ada di Indonesia , ada banyak pihak bisa pulang pergi ke Bali, tapi aku sendiri entah kenapa belum punya keberanian seperti mereka.
Selain memang aku sendiri punya history penyakit paru-paru , setiap apapun yang menjadi langkah berawal dari nurani. Bila teguh aku melangkah dan begitu juga sebaliknya.
Menerima awal Kado Natal Saat Pandemi
Ketika Perkara penipuan M-Banking yang aku alami hal pertama kubayangkan adalah tidak bisa pulang.
Bukan perkara dana memang berkurang tapi nurani sudah berbisik dari sejak awal keinginan pulang akhir tahun. Paginya aku sudah cukup ragu karena segala aturannya, namun karena hati sudah ingin bertemu ibu aku mencari jalan.
Namun terjadinya perkara itu, semuanya menjadi jelas. Menunda kepulangan. Keputusan bulat yang telah kuambil.
Sedih ?
Pasti, mungkin lebih merasa terlalu percaya diri dan terlalu berani dalam melangkah, merasa gagal. Pedih.
Tapi,
Bersyukur tiada henti ketika saat seperti itu janjiNYA kembali digenapi, DIA memeliharaku, caraNYA memang tak bisa dimengerti oleh akal.
Akhirnya apa yang sedang dibangun untuk tidak mengikat apapun selain kasih Tuhan menghasilkan buah.
Menerima dan memberi ruang pada pencipta untuk mengatur segala sesuatunya menjadi kebaikan.
Natal Sendiri
Tahun-tahun sebelumnya Natalku selalu bersama keluarga kawan terdekat karena memang keluargaku semua Hindu kecuali aku sendiri.
Sejujurnya, tahun ini aku sudah memutuskan ikut ke Jogja tapi seperti cerita diatas semua rencana akhir tahun 2020 ku berputar haluan seratus persen.
Aku memutuskan menikmati Natal Sendiri, sejatinya langkah sebuah rasa pedih karena diumur saat ini semestinya aku sudah mempunyai keluarga kecil.
Kembali lagi aku tak mau berlarut dalam pedih , aku harus memilih sesuatu yang membuat Sukacita itu nyata terlebih dihari kelahiran Jurus Selamat.
23 Desember ketika kumpul dengan kawan-kawan , aku sudah mencari tempat makan malam natal, namun karena covid 19 masih terus membawa korban, pemerintah mengatur sedemikian rupa supaya hal itu bisa lebih dikendalikan.
Karena itu mencari makan malam diatas jam 8 begitu sulit dimana sebelum pandemi sesuatu hal yang sangat mudah di Jakarta.
Dengan segala usaha akhirnya apa yang dibutuhkan kudapatkan. Restoran Spanyol daerah Benhil.
GASPAR – Dinner Christmas Eve
24 Desember, aku bangun lebih pagi, jalan kaki, sarapan dan membersihkan kamar, kali ini aku lebih dari sekedar membersihkan ada sentuhan berbeda dalam dekorasinya karena aku merasa ini hari besar.
Menyempatkan diri pergi ke salah satu toko bunga dan aku merangkainya menjadikan kamar semakin nyaman, sukacita dan kesiapan hatiku makin bertambah menyambut perayaan kelahiran penyelamatku.
Hari itu aku semakin menyadari mengurus rumah memang tidak mudah, aku sendiri hanya satu kamar tapi entah kenapa semuanya beres sampai jam 4 sore.
Hingga hanya bisa istirahat sebentar dan siap-siap gereja online dan berangkat Dinner Christmas Eve.
Kado Natal saat pandemi 2020 dimulai dengan Natal sendiri yang kurancang diputar haluan sama empunya waktu, seorang kawan yang dibilang jarang komunikasi tapi memang tetap jaga hubungan. Dia menemaniku makan dimalam Natal.
GASPAR , restoran Spanyol tempat kami menikmati Dinner Christmas Eve, ada banyak cerita kudapat dan itu membawa pengetahuan yang akhirnya tersadar inilah salah satu kado terbaik Natal saat pandemi.
Menikmati waktu dengan seseorang yang jarang berjumpa dan aku memilih menu favorite disana namanya COSTILLAR CON PIMIENTO DE PIQUILLO, rasa yang tercampur dalam daging empuknya begitu nikmat.
Sedangkan kawanku memilih menu berbeda namun tak senikmat yang kupesan.
25 Desember – Natal 2020
Karena begitu banyak cerita dan tak sadar malam semakin larut hingga aku diatar pulang dan ketika segala sesuatu rutinitas menjelang tidur selesai aku melihat jam sudah 1.30 pagi.
Tentu itu membawa pagi di Natal terbangun lebih siang, tepatnya 8 pagi, ingin rasanya masih menikmati nikmatnya kasur tapi hari ini adalah hari besar.
Aku bangkit , mandi dan bersiap diri menerima telpon ataupun menelpon kawan dan kerabat. Membalas pesan atau memberi selamat dengan pesan. Sungguh aku merasakan sukacita itu.
Keluarga di Bali tidak ketinggalan menelpon dan cukup lama kami komunikasi, ini rasanya NAtal sangat berbeda.
Kado Natal Saat Pandemi selanjutnya ketika aku berpikir rasanya akan lengkap bila masakan dirumah dan tidak datang ke restoran, apa yg dibenak langsung terjawab ketika aku datang kedapur saat mba masak.
Disana aku melihat mba memasak udang sambal goreng kentang dan sayur nangka yang sangat nikmat. Aku sangat terharu karena masakan itu jarang dibuat dan mba langsung bilang ” Selamat Natal Mba Nik “
Rasanya ingin kepeluk tapi masa covid ini memang cukup kejam , kehangatan itu tak bisa kusampaikan, aku hanya bisa bilang terima kasih banyak ya Mba.
Manisnya penutup – Kado Natal Saat Pandemi
Setelah menikmati kenikmatan masakan yang disajikan dengan rasa sayang dari mba, aku melanjutkan silahturahmi via online, hingga jam 2 siang.
Aku mengambil waktu istirahat karena ingin menikmati kue manis disuatu tempat. Tidur siangku ternyata sangat nyenyak dan aku terbangun jam 5 sore.
Otakku berputar apakah keinginan untuk menikmati manis kue itu tetap dilakukan atau membatalkan. Nurani berbisik pergi saja…
Tanpa mandi, hanya mencuci muka aku langsung bersiap ke Exquise Patisserie yang di Menteng. Tempatnya kecil tapi bikin nyaman.
Duduk diluar berhadapan dengan taman, imajinasiku langsung melayang, ada banyak pertanyaan yang akhirnya diberi jawaban oleh petugas disana.
Manis kue dan nikmatnya secangkir kopi ini bukan sekedar pelengkap Natalku di masa pandemi tapi dia salah satu kado terbaik.
Birunya langit setelah mentari pergi seperti biasa selalu menarik ku simak dan saat itu juga membawa cerita sendiri buatku.
Meneguk kopi, membaca buku , melihat taman, memandang biru langit, bincang via online dengan seorang kawan , semua pengetahuan yang DIA beri sepanjang Natal saat pandemi ini menjadikan kado terindah buatku.
Ternyata tidak sampai disana…
Tiba-tiba lapar menggoda , awalnya hanya mau menikmati kopi dan kue manis tapi suasana dan pengetahuan itu melahirkan lapar dan aku pindah kedalam karena diluar sudah mulai gelap dan sedikit panas.
Pengetahuan/hikmat yang diberiNya ku catat dalam jurnal harianku dan aku tersenyum manis melihat karyaNya.
9.10 malam aku memutuskan pulang rasa isengku lahir, aku jalan kaki sampai pertigaan dan tak terasa jam menunjukan 1.300 langkah sejauh 1 KM .
Ada rasa khawatir karena ternyata di perempatan itu ada banyak pemulung dan manusia silver. Taxi cukup lama datang dan aku terkejut para pemulung dan anak-anak berlarian kesatu tempat , aku bingung ada apa dan ternyata mereka mengejar nasi bungkus yg dibagikan orang.
Ah,
Ketakutanku sedikit berlebihan , akhirnya taxi itu datang dan aku memanggilnya dengan dibantu adik-adik silver, mereka berkata,
” Hati-hati ya mba… “
Iseng dan keberanianku saat itu membawa tambah pengetahuan ternyata dimasa pandemi dan NAtal masih banyak jiwa-jiwa yang berjuang untuk perut dan raganya.
Sampai di rumah aku disambut oleh mba dan suaminya serta anak-anak yang kumpul didepan, entah kenapa aku belum mau masuk kamar, mungkin karena masih berkeringat karena jalan kaki.
Kami berbincang-bincang banyak hal dan hasil perbincangan itu ada hal yang kutanam dalam nurani, semoga Tuhan berkenan.
25 Desember 2020 ditutup begitu manis, melebihi manis kue sore itu.
Pengetahuan itu kekuatan dan bila itu diolah dengan baik maka bisa diwarikan dengan sangat baik.
Harta materi mungkin bisa mengendalikan banyak hal akan tetapi itu bisa akan hilang dalam sekejap bila tumpul dalam pengetahuan.
Selamat Natal Kawanku yang merayakan dan selamat menyambut 2021.