#Hidup Berkehidupan

Karena Hidup Tak Hanya Tentang Saya

Ranu Kumbolo Malammu Pekat – Mengalahkan Letih dalam Indah – Part 2

Bagikan

Ranu Kumbolo Malammu Pekat

Sepertinya kau cemburu denganku, Kau tahu aku sangati mencintai Laut dan sekarang datang padamu,
Penerimaanmu begitu dingin, bertemumu memang tidak mudah.


Indahmu tak banyak bisa dinikmati, Persiapan tiga bulan naik turun tangga 19 lantaipun tak cukup buat menerimaku dengan baik, tapi tenang saja aku tetap mencintaimu karena Indahmu memang layak untuk diperjuangkan.

Mungkin kelak diri bisa kembali dan semoga saja kau menerimaku dengan hangat
dan kita bercumbu dengan mesra, saling memberi rasa yang indah satu sama lainnya.

Kalimat-kalimat diatas sungguh keluar dari hatiku untuk Ranu Kumbolo karena apa yang dinikmati tidak sepenuhnya seperti terbayangkan.

Kecintaanku akan laut memang sangat mendalam karena punya arti sendiri, tapi bukan berarti aku tidak berusaha untuk menikmati Gunung, karena bagaimanapun alam itu membawa energi indah pada setiap manusia.

Baca juga bagaimana aku begitu menikmati laut : Aku dengan bawah lautnya Indonesia

Lalu ASTAGA ya ternyata Part 2 belum ditulis juga, oh astaga banget ini, hampir 6 tahun berlalu belum ditulis juga. Wuaaah maafkan.

Ranu Kumbolo Malammu Pekat

Ranu Kumbolo malammu pekat
Ranu Kumbolo malammu pekat

Perjalanan dengan tertatih itu tetap aku usahakan dengan menikmati alamnya, bunga-bunga indah, hijau menguatkan memberi energi baik padaku.

Kawan yang memberi semangat, satu nilai besar karena melihat betapa waktu sungguh mengasihiku. Bagaimana tidak, yang lainnya semua berusaha untuk berjalan dengan ritmenya sehingga mengikuti ritmeku akan membuat segalanya terlambat.

Saat itu aku sudah minta maaf karena membuat mereka tidak enak padaku, aku memberi ijin dengan tulus bahwa silahkan duluan supaya mereka sampai sebelum malam menjemput.

Sehingga akhirnya diputuskan satu guide menemaniku dan satu kawan yang tidak mau jalan duluan karena ingin menemaniku. ( Kisah perjalanan sudah aku tulis di part 1 )

Baca : Senyumanmu membekukan hati – Ranu Kumbolo – 2019

Malamnya

Pekat, sepekat rasa yang saat itu sungguh aku sedih karena keindahan yang tersiar pada Ranu kumbolo tidak aku bisa nikmati. Ranu kumbolo malammu pekat. Menyiksa diri yang tertatih sampai ke peraduan.

Pil Antimo tidak membantuku untuk tertidur nyenyak, malamnya sangat dingin sekali menusuk raga, aku menangis saat itu berpikir kenapa aku memaksa diri untuk terus berangkat sedangkan raga tidak mampu.

Belum lagi kesedihanku selesai karena dingin yang menusuk, perutku meronta dan entah apa yang terjadi aku diare, bayangkan saja dalam tenda saja aku udah kedinginan apalagi harus keluar ke toilet untuk buang air besar.

Sungguh menyiksa.

Kenangan saat itu kembali dan betapa diri begitu kuat melalui semua itu.

Malam itu katakanlah aku sangat tidak menikmati, tapi aku tetap bersyukur karena akhirnya bisa tidur walau hanya sebentar.

Berjuang – Tanjakan Cinta

Ranu Kumbolo malammu pekat dilanjutkan aku terbangun karena suara kawan-kawan begitu gembiranya menikmati danau, mereka berfoto-foto dan aku terbangun dengan tertatihnya.

Kawanku berusaha untuk menjaga dan melayaniku dan aku katakan tolong jangan karena mereka perlu menikmati keindahan tempat itu tanpa perlu menjagaku.

Aku paksa diri untuk makan walau sejatinya mulut dan perutkan tidak mau terima, sekitar jam 7 an mereka bilang mau main padang savana dibalik tanjakan cinta dan mereka mengajakku dan aku melihat dari kejauhan rasanya raga tidak mampu.

Aku persilahkan mereka dan kesedihan diwajahnya karena aku tidak mau ikut, bukan tidak mau sejatinya tapi tidak mau merepotkan tepatnya.

Aku duduk di tenda sambil ditemani salah satu guide, ngobol panjang lebar yang akhirnya aku memutuskan naik juga dan guide itu bilang mau temani.

Dasarnya aku yang memang tidak mau terlihat lemah, bilang tidak usah, bilang mampu kok karena sudah terasa baikan badan dan kuat.

Walau Ranu kumbolo malammu pekat tetap saja aku tidak mau melewati hal yang konon wajib ditapaki.

Tanjakan cinta, banyak kisah terjadi bersamanya.

Aku menapaki dengan sangat tertatih, merangkak berjuang sekuat tenaga untuk mencapainya.

Ranu Kumbolo malammu pekat
Ranu Kumbolo malammu pekat

Letih

Sampai di tanjakan cinta ragaku sudah tidak kuat lagi, panas menerpa tak kuperdulikan, aku tertidur sejenak. (foto diatas diambil oleh guide yang ternyata ga tega melepaskanku sendiri)

Cukup lama aku tertidur dan tersadar ada orang aku bangun dan langsung minta foto untuk melupakan sedihku karena kawan-kawan dibawah, bersama savana yang indah mereka berfoto dengan riangnya.

Ranu Kumbolo malammu pekat
Ranu Kumbolo malammu pekat

Mengalahkan Letih dalam Indah

Iya, aku berjuang mengalahkan letih yang terus menerus hadir tanpa perduli bagaimana aku begitu ingin menikmati tempat itu lebih luas lagi.

Tetap saja aku mencintai Ranu Kumbolo karena keindahannya memang selayak itu untuk diperjuangkan. danaunya, savana dari kejauhan saat itu hati tetap terasa hangat, berterima kasih pada Tuhan karena sudah lahir di bumi yang bernama Indonesia. Bumi yang begitu indah dengan segala yang ada.

Ranu Kumbolo Malammu Pekat
Ranu Kumbolo Malammu Pekat

Tak lama setelah menikmati danau dari puncak tanjakan cinta, kawan-kawan datang dan kami berfoto-foto selanjutnya mereka menopangku untuk turun bersiap kembali.

Terima kasih pada diri yang kuat

Kali ini ijinkan sedikit egois karena tulisan ini dibuat setelah 6 tahun lewat dari perjalanan tepatnya Agustus 2019 lalu, ingatan itu menghadirkan rasa dan betapa ternyata sekuat itu.

Kembali turun ke kota pada saat itu aku sudah tidak sanggup, minta tolong guide untuk mencari tandu tapi guide tidak bisa menemukan karena semua terpakai, aku membayangkan diri berjuang kembali rasanya pedih sekali, sungguh letih dalam raga yang lemah setelah diare sepanjang malam.

Ranu kumbolo malammu pekat tapi aku tetap mencintaimu karena dengan segala perjuangan aku bisa kembali ke kota tanpa harus berhenti tertidur seperti berangkatnya.

Mungkin karena ada matahari yang cukup memberi kekuatan sehingga raga semakin kuat dan perjalanan kembali tidak seberat berangkatnya. Sungguh aku berterima kasih atas itu.

Foto diatas aku ambil atau reka ulang ketika kembali, entah kenapa ingin mengabadikan kenangan sebelumnya, aku tersenyum setelah foto karena betapa diri seteguh itu jika ada kemauan. Bagaimanapun keadaannya jika sudah punya tujuan akan terus dijalani.

Keadaan boleh melemahkanmu tapi jangan lupa semua perkara bisa diatasi karena kamu istimewa

Iya, pada akhirnya diri sebagai peran utama, keadaan hanya pelengkap jadi seperti apa kemudian dirilah yang menentukan.

Terima kasih diri, terima kasih hidup. Terima kasih Ranu Kumbolo bagaimanapun aku tetap mencintaimu, buktinya aku tetap ingin kembali.

Bagikan

Kasih Semangat

Mungkin tulisanku tidak sempurna tapi jika itu menyegarkan, kamu suka, iklas membuatku lebih rajin menulis dengan berbagi rejekimu, silahkan ya.

BCA Ratmini 8831921978 || GoPay, +6281317616161

artikel lainnya

6 Responses

  1. Ini yg bikin aku blm mau utk ikutan mendaki gunung. Krn aku juga kuatir badan ga sanggub. Ga mudah utk mendaki gunung. Walau aku rutin olahraga, tp blm tentu sanggub menaklukkan gunung yg tinggi dan terjal.

    Ranu Kumbolo ini paling teringat memang danau nya ya mba. Ada banyak cerita ttg danau itu. Tp tetep aja semua orang terpesona dengan cantik airnya. ❤️❤️❤️.

    Kayaknya walau berat perjalanan kesana, tp worth it setelah melihat danau itu 👍

  2. Kebalikan dari mba Nik, aku sedari dulu lebih dibuat jatuh hati sama gunung. Meski begitu benar aku pun tidak membenci laut bahkan saat ini lebih sering ke laut 😆. Meski begitu, Ranu Kumbolo masih jadi wish list ku mba. Sedari zaman kuliah aku mengidamkan bisa menginjakkan kaki kesana, rupanya butuh waktu lumayan dan cost nya nggak sedikit maka keinginan itu aku pendam. Saat sudah bekerja, rupanya aku nggak punya keleluasaan waktu hahaha begitulah hidup ya.

    Aku bisa bayangin betapa malam di Ranu Kumbolo saat itu teramat menyakitkan. Diare dan kedinginan duh sungguh bikin serba salah. Salut, karena mba tetap mengambil sisi indah dari perjalanan yang tidak mudah.
    Bahkan penutupnya pun begitu epic. Luar biasa sekali mba yang satu ini memang.

  3. Aaakk indah bgt Ranu Kumbolo inii.

    Dan kamu luaarr biasa mba Nyk.
    meng-explore destinasi ini walau dalam kondisi kurang fit, tapi tetap bertahan
    .
    Keren amaatt 🔥💪

  4. Baca tulisan ini gak kerasa mataku mulai berkaca-kaca mbak nik. Teringat momen daku dulu ketika masih muda, penuh semangat menggapai puncak gunung ciremai yang tinggi menjulang. Dulu rasanya kok bisa ya, berpetualang menikmati banyak hal tanpa berpikir panjang. Seakan hidup ini penuh waktu kosong dan banyak sekali yang belum dibuktikan.
    Sekarang, kadang terkekang dalam rutinitas yang melelahkan. Tapi apadaya, memang begitulah hidup ya mbak. Semua ada masa-nya, termasuk jiwa-jiwa penuh petualang itu.

  5. Keren kak sanggup berjuang dan tekad yang kuat untuk menuju Ranu Kumbolo.
    Yang paling bikin daku bergidik adalah urusan BAB. Soalnya daku kalo urusan BAB agak tricky, dan kalo udah jadwalnya harus keluar, misal di pagi hari ya udah harus dituntaskan gak bisa diundur alias ditahan. Deuh kebayang kan riwehnya haha

  6. kalimat terakhir bikin terharu mbak, bagaimanapun tubuh kita lemah, kalau kita punya tujuan, bagaimanapun caranya kita harus kuat untuk mencapainya. Bener juga ini, relate sama kehidupan sehari-hari pastinya
    Kalau kita punya impian, kejar dan wujudkan.
    Kadang kalau kita pergi ke gunung rame-rame, gak enakan sama temen yang memang fisik dia kuat dan pengen cepet sampe tujuan. Sedangkan kalau mereka mengikuti ritme kita, takutnya malah ga sesuai dengan keinginan mereka
    ini juga yang aku alami waktu terakhir naik gunung, tapi kebanyakan karena temen sendiri, jadinya mereka ngikut aku hahaha. Waktu itu udah hampir nyerah, pengen balik turun tapi ga mungkin juga
    jadi kalau aku capek, mereka ikutan berhenti

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses

Subscribe Newsletter

Daftarkan email kamu, dapatkan update terbaru di email.

Subscription Form

Artikel Terbaru

Tentang Saya

Seedbacklink

Daftar dan dapatkan update terbaru

Subscription Form